Jember (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jember mencatat laju inflasi pada bulan Desember 2021 di Kabupaten Jember mencapai 0,91 persen sehingga melampaui inflasi Jawa Timur sebesar 0,69 persen dan inflasi nasional pada periode yang sama sebesar 0,57 persen.
Inflasi tahunan (yoy) Kabupaten Jember 2021 sebesar 2,09 persen juga tercatat lebih tinggi dibandingkan nasional sebesar 1,87 persen, meski lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan Jawa Timur sebesar 2,45 persen.
"Pada Desember 2021, Kabupaten Jember mengalami inflasi sebesar 0,91 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 107,69 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Arif Joko Sutejo dalam rilis yang digelar secara daring di Kantor BPS setempat, Senin.
Berdasarkan data BPS Jember, inflasi Desember 2021 tersebut mencapai angka tertinggi selama dua tahun terakhir, sedangkan inflasi secara tahunan (yoy) inflasi Desember tercatat yang tertinggi sepanjang tahun 2021.
Menurut ia, komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi Desember tersebut, yakni cabai rawit, telur ayam ras, minyak goreng, daging ayam ras, dan pemeliharaan/servis.
"Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah udang basah, biaya administrasi transfer uang, salak, alpukat, dan sabun deterjen bubuk/cair," tuturnya.
Secara keseluruhan, Joko mengatakan komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi sepanjang 2021 adalah minyak goreng, cabai rawit, daging ayam ras, pemeliharaan/servis, dan rokok kretek.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi sepanjang 2021 adalah akademi/perguruan tinggi, bawang merah, cabai merah, sekolah dasar, dan beras.
Dengan inflasi Desember, maka laju inflasi tahun kalender dan laju inflasi tahun ke tahun (yoy) Kabupaten Jember tercatat sebesar 2,09 persen dan lebih tinggi dibanding periode 2020 sebesar 2,08 persen.
BPS juga mencatat pada delapan kota IHK di Jawa Timur tercatat semua kota mengalami inflasi pada Desember dengan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 1,17 persen; diikuti oleh Kabupaten Jember sebesar 0,91 persen; Kota Probolinggo sebesar 0,78 persen.
Selanjutnya, Kota Madiun sebesar 0,76 persen; Kota Kediri sebesar 0,74 persen; Kota Malang sebesar 0,73 persen; Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,72 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,65 persen.