Surabaya (ANTARA) - Puan Maharani melalui lembaga sosialnya HaloPuan menggerakan warga di Desa Cisempur, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat melawan stunting atau kekerdilan.
Relawan HaloPuan, Poppy Astari dalam siaran persnya di Surabaya, Jumat mengatakan wilayah Jatinangor memiliki posisi yang unik di Sumedang, yakni menjadi hub antara Bandung dan Sumedang serta Cirebon.
Selain itu, Cisempur secara lebih khusus menjadi lokasi sejumlah industri, sehingga selain padat populasi dan juga sebagian penduduknya merupakan pendatang dari berbagai daerah di Indonesia.
"Namun, di wilayah tersebut malah berkontribusi kepada kesehatan dan keseimbangan gizi yang kurang baik. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, angka kejadian stunting di Kabupaten Sumedang selama pandemi COVID-19 naik 3,28 persen. Kenaikan terjadi antara lain di Jatinangor, Cibugel, Jatigede, Ganeas, Ujungjaya, dan Surian," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, kader-kader PDI perjuangan dan Posyandu bersama HaloPuan memilih Kecamatan Jatinangor sebagai lokasi memulai Gerakan Melawan Stunting.
"Melawan stunting perlu digaungkan kembali karena bukan hanya kejadiannya tapi juga dampaknya kronis, atau dalam jangka panjang," ujarnya
Poppy menjelaskan, stunting bisa mengganggu potensi Indonesia memperoleh bonus demografi pada 2045. Pada tahun itu, usia produktif (15-64 tahun) di Indonesia akan mencapai 60 persen populasi. "Tapi bonus itu bisa jadi masalah jika sebagian balita saat ini mengalami stunting," kata Poppy.
Itu karena, menurutnya, anak-anak stunting bukan sekadar pendek atau sangat pendek tapi juga akan mengalami kesulitan dalam belajar dan bekerja saat dewasa.
Oleh karena itu, melawan stunting juga perlu dimulai sedini mungkin, yaitu sebelum anak-anak mencapai usia 2 tahun. "Kalau lewat 2 tahun, stunting akan sulit diperbaiki," tutur Poppy.