Jakarta (ANTARA) - Katong dapat menjadi pilihan destinasi wisata bagi Anda yang ingin menjelajahi Singapura dengan sisi yang berbeda, khususnya bagi Anda pencinta sejarah, budaya, dan kuliner. Distrik ini adalah wujud nyata akan budaya Peranakan tradisional Singapura, dengan atmosfer abad ke-20 yang masih terawat dengan sangat baik. Kawasan yang dulunya adalah perkebunan kelapa ini awalnya adalah tempat berlibur akhir pekan para kaum elit.
Katong kemudian berkembang menjadi pemukiman kaum Peranakan pinggir kota pada awal abad ke-20. Saat ini Katong masih mempertahankan budaya Peranakan yang tampak lewat arsitektur rumah-toko (ruko) kuno dan tempat makan yang bertahan antar generasi. Katong terkenal sebagai surga makanan Peranakan di Singapura dan tempat menjelajah budaya Peranakan yang unik.
Simak rekomendasi enam kegiatan seru yang ramah Muslim di Katong, Singapura, dikutip dari keterangan resmi Singapore Tourism Board, Kamis.
1. Merasakan tinggal di Katong seperti orang lokal
Katong merupakan Kawasan yang tepat bagi Anda yang ingin merasakan seperti apa kehidupan sehari-hari orang lokal Singapura. Di sini terdapat banyak hotel butik yang berlokasi tepat di daerah pemukiman rumah warga lokal. Inilah yang menjadi daya tarik Katong bagi pelancong. Anda dapat merasakan kehidupan ala warga lokal dan berinteraksi langsung dengan mereka.
Kawasan ini juga cocok untuk pilihan para pencinta makanan menginap karena di sekeliling tempat penginapan terdapat banyak makanan Singapura yang legendaris. Penginapan di Katong juga memiliki arsitektur khas Peranakan, membuatnya layak instagram dan menarik untuk dijadikan latar berfoto.
2. Berburu foto di arsitektur yang khas.
Anda bisa memotret objek menarik untuk fotografi jalanan atau bersenang-senang dengan cara swafoto di lorong-lorong bangunan. Sepanjang Katong dan Joo Chiat merupakan spot foto yang menarik karena arsitektur Peranakan kuno pada bangunan dengan warna-warni pastel. Ada pula mural atau lukisan dinding dari seniman lokal seperti mural High Tide yang bergambar ombak di belakang lorong Koon Seng Road. Mural buatan Helene Le Chatelier menceritakan kawasan Joo Chiat yang dahulunya adalah daerah pantai.
Ada puisi buatan Christine Chia juga di mural ini. Kemudian, ada mural A History of Healing di Scanteak Showroom karya TYC Studios. Dahulu, gedung tempat mural ini adalah klinik kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan harapan hidup anak-anak pada masa perang. Masih ada mural Medleyalley, mural kembar dalam dua sisi lorong dinding kuning. Mural ini bergambar motif khas Peranakan dengan warna ceria. Mural ini dibuat oleh seniman Nicia Lam, Valerie Neo, Novena Angela dan Yillish Lam.
3. Wisata kuliner legendaris
Puas berfoto, saatnya istirahat untuk mengisi perut dan melegakan dahaga. Katong adalah kawasan kuliner terkenal di Singapura. Di sini ada banyak sekali kuliner legendaris ramah Muslim yang bisa Anda coba. Ada laksa di Katong yang terdiri dari mi putih dari tepung beras dengan kuah kaldu udang yang memiliki rasa gurih dan pedas nan segar. Biasanya laksa katong disajikan dengan kerang dan fish cake atau dikenal sebagai otak-otak di Indonesia. Ciri khas lain dari laksa katong adalah isiannya berukuran sekali gigit, jadi Anda dapat makan dengan mudah tanpa bantuan sumpit untuk makan laksa.
Ada dua kedai laksa legendaris di area Katong yang sama-sama menyajkan rasa laksa orisinal, yaitu 328 Katong Laksa dan Kedai Janggut Laksa. Keduanya adalah kedai laksa yang ramah Muslim.
Jangan lupa untuk mencicipi kueh Peranakan di Katong. Camilan klasik ini dibuat dengan bahan berkualitas tinggi dan cocok untuk sarapan atau minum teh sore.
Kueh juga menjadi salah satu ciri khas budaya makanan Peranakan di Singapura, karena banyak resepnya tetap bertahan antar generasi.
Rekomendasi kueh Peranakan yang bisa dicoba di Katong seperti Ang Ku Kueh. Kue berbentuk cangkang kura-kura ini terbuat dari bahan tepung beras ketan yang kenyal dan isian kacang hijau yang dihaluskan. Bentuk Ang Ku Kueh yang unik, dipercaya merupakan lambang kemakmuran. Ada juga Sugee Cake yang merupakan kue bolu almond yang dilapisi gula icing di atasnya. Camilan ini merupakan kue khas komunitas Eurasian, yang mendapatkan pengaruh kue Eropa.
Inovasi kueh Peranakan dengan bahan premium seperti durian juga sedang hits di Singapura. Kueh salat yaitu kueh dengan dua lapisan, ketan, krim pandan, dan kelapa kini dibuat versi durian. Kueh lapis, pineapple tarts (nastar), dan mooncake (kue bulan), juga dikreasikan dengan isian durian di Singapura.
Anda juga bisa mengunjungi kafe Micro Bakery & Kitchen Red House yang punya bangunan kuno serba merah. Restoran dan toko roti ini pertama kali buka sejak 1960an. Gedung sempat beberapa kali berubah kepemilikan dan fungsi. Namun, pemilik terbaru mengembalikan fungsi gedung menjadi restoran dan toko roti.
Spesialiasi Micro Bakery & Kitchen Red House adalah roti swiss roll. Saat ini, menu kafe semakin beragam, dengan aneka roti klasik seperti sourdough, tartine, sandwich, dan brownies.
Restoran lain yang patut dikunjungi adalah Old Bibik’s Peranakan Kitchen yang menyajikan makanan peranakan klasik halal. Anda bisa mencoba makanan ala Nyonya seperti chincalok omelette, telur dadar dengan campuran fermentasi udang. Ada juga jiuhuchar atau lobak iris dengan juhi dan selada dan ayam pongteh yaitu ayam yang dimasak dengan pasta kedelai, kentang, dan jamur.
Pencinta prata bisa berkunjung ke toko legendaris Mr and Mrs Mohgan’s Super Crispy Prata dimana pelanggan setia rela antre panjang. Sang pemilik, Mr Mohgan, belajar membuat prata sejak usianya 12 tahun, maka rasa dan tekstur roti prata sudah terjamin enak. Roti prata disajikan dengan kuah kari dan sambal yang membuat makan jadi lebih istimewa.
4. Belajar budaya Peranakan
Rasanya tidak lengkap jika berkunjung ke Katong dan belum mengenal budaya Peranakan itu sendiri. Katong menawarkan tempat bagi wisatawan untuk belajar dan mencoba berbagai kegiatan ala baba dan nyonya (sebutan laki-laki dan perempuan Peranakan). Semuanya dikemas dengan menarik dan interaktif sehingga tidak membosankan. Ada tiga tempat untuk belajar mengenai budaya Peranakan di Singapura: Katong Antique House, The Intan, dan Eurasians Heritage Gallery.
Katong Antique House adalah rumah berusia lebih dari satu abad yang merupakan situs sejarah yang masih terawat dengan sangat baik. Katong Antique House bagaikan sebuah kapsul waktu, karena di dalam rumah ini terdapat barang-barang dari 1800-an.Anda dapat menemukan altar sembahyang leluhur Tionghoa, koleksi keramik kuno, dan foto-foto keluarga Peranakan.
Selain Katong Atique House, ada The Intan yaitu museum Peranakan swasta. The Intan beberapa kali mendapatkan penghargaan, salah satu yang bergengsi adalah Singapore Experience Award kategori Atraksi terbaik pada 2016. Museum ini juga pernah muncul di Discovery Channel dan National Geographic.
Museum ini juga menawarkan berbagai paket menarik untuk pengunjung, seperti tur lokasi, virtual tur, dan kelas khusus seperti paket minum teh sambil dijelaskan kebudayaan dan sejarah Peranakan.
Tempat lain untuk belajar mengenai sejarah Katong adalah di Eurasian Heritage Centre. Meski Katong terkenal sebagai kawasan Peranakan, namun komunitas Eurasians juga sempat menetap dikawasan ini. Kamu bisa mempelajarinya lebih jauh di Eurasian Heritage Centre. Anda dapat belajar mengenai perjalanan para imigran sampai ke Singapura dan akulturasi budaya yang terasa sampai saat ini.
Eurasians Heritage Centre juga menyediakan kelas untuk merasakan kebudayaan Eurasia, misalnya kelas memasak, kelas menyanyi, dan kelas tarian tradisional Portugis.
Anda juga bisa mencicipi makanan khas Eurasia seperti Devil Curry dan Kue Sugee di Quentin’s Eurasian Restaurant yang berlokasi tepat di Gedung yang sama.
5. Belanja barang antik dan berunsur Peranakan
Katong juga menjadi tempat yang tepat berburu barang seperti pakaian dan interior ruangan yang unik. Di sini ada banyak sekali toko indie, dengan konsep antik.
Rumah Bebe merupakan salah satu tempat belanja paling terkenal di Katong karena menjual kebaya dan sarong Nyonya, lengkap dengan kasut manik. Anda juga bisa membeli peralatan makan, makanan, dan pernak-pernik bertema Peranakan di sini.
Toko ini menempati bangunan dari tahun 1928, dengan desain Peranakan yang khas. Rumah Bebe juga menawarkan kelas dan tur untuk menjelaskan budaya Peranakan lebih detail.
Ada pula Cat Socrates yang dijaga kucing oranye menggemaskan. Toko ini menjual buku, dekorasi ruangan, tanaman hias, tas dan aksesoris fashion, serta pernak-pernik bertema Singapura. Cat Socrates merupakan cerminan toko indie dengan barang-barang unik yang jarang ditemui di pasaran.
Anda juga dapat mengunjungi toko kue Rumah Kim Choo yang buka sejak 1945. Salah satu andalannya adalah Kue Chang, kue yang menyerupai bakcang tetapi terbuat dari ketan halus dan dicocol gula merah. Rumah Kim Choo di Joo Chiat menjadi pilihan banyak wisatawan untuk membeli oleh-oleh, karena di sini tidak hanya menjual aneka kue tradisional Peranakan.
Anda bisa menemukan aksesoris Peranakan dari kasut manik, cangkir, piring, rantang makanan, kebaya nyonya, sampai lukisan. Rumah Kim Choo juga menyediakan berbagai acara workshop dengan perjanjian, seperti membuat bordir, membuat kerajinan manik-manik Peranakan, belajar tentang alat kue Peranakan klasik, dan sesi mencoba aneka kue.
Mengenal budaya Baba & Nyonya lewat kegiatan ramah muslim di Singapura
Kamis, 28 Oktober 2021 10:38 WIB