Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, memfasilitasi para perajin kain batik di Kota Kediri, untuk pameran, sehingga karyanya bisa lebih dikenal dan kembali banyak pesanan di tengah pandemi COVID-19.
"Memang saat pandemi seperti ini, akhirnya para pembatik dituntut untuk lebih kreatif dalam pemasaran. Mungkin ada yang merambah daring atau bahkan lebih gencar getok tular. Semoga dengan adanya acara ini, mempercepat pemulihan usaha kerajinan batik yang terdampak pandemi," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kediri, Jumat.
Pemkot Kediri mengadakan acara "Batik Corner" yang diselenggarakan di Atrium Utama Kediri Town Square, mulai Jumat (1/10). Acara ini menjadi ajang pameran batik karya perajin batik Kota Kediri, sekaligus langkah pemulihan perekonomian di Kota Kediri.
Wali Kota berharap para perajin batik di Kota Kediri tetap semangat berkarya kendati saat ini masih pandemi COVID-19.
Wali Kota Kediri juga mengapresiasi para perajin batik di Kota Kediri yang masih konsisten mempertahankan produksinya di masa pandemi. Dirinya berharap dengan adanya acara "Batik Corner" ini dapat meningkatkan penjualan batik Kota Kediri.
"Selain itu, masyarakat Kota Kediri juga bisa tahu bahwa batik yang kita punya juga tidak kalah dengan daerah lain," kata Mas Abu, sapaan akrabnya.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri Tanto Wijohari mengatakan kegiatan pameran ini sekaligus wadah memperkenalkan batik Kota Kediri pada generasi muda.
"Batik merupakan sebagai warisan budaya bangsa, terutama di Kota Kediri juga memiliki ciri khas motif batik tersendiri. Jadi ini dapat mendekatkan generasi muda dengan variasi batik yang ada, dan mereka tidak gengsi untuk pakai batik Kota Kediri," kata Tanto.
Ia menambahkan, dalam pembuatan batik tidak melulu ikon dan ciri khas Kota Kediri yang diabadikan dalam motif batik masa kini. Namun batik juga dapat disuguhkan dengan motif berbagai rupa seperti produk Batik Djajawarsa milik Richa Widyasari.
"Saya pernah mendapat pesanan dari Papua dengan motif burung cendrawasih dan buah matoa. Itu pada saat tahun pertama merintis usaha ini. Selain itu, saya juga layani pesanan batik kustom dengan motif vespa, pokemon, barbie, dan itu bisa dipesan 1 lembar saja," kata Richa.
Richa mengaku mulai membuka usaha batik pada tahun 2019. Selama pandemi COVID-19, dirinya fokus penjualan dengan cara jemput bola baik datang langsung ke pembeli atau melalui WhatsApp.
Dengan teknik tersebut, produk yang dibuatnya dapat bertahan hingga sekarang. Hingga kini per bulan dirinya mampu mengerjakan 20 potong batik.
Ia pun berharap acara ini dapat mengajak masyarakat Kota Kediri untuk menggunakan batik.
"Impian untuk bisa ekspor pasti ada, sambil sekarang belajar dokumen apa saja yang perlu disiapkan. Namun inginnya saya sebenarnya orang Indonesia sendiri yang pakai batik. Bahkan orang Kota Kediri pakai batik dari kotanya sendiri. Semoga dengan adanya acara ini, masyarakat jadi tahu kalau Kota Kediri punya batik dan ada pembatiknya," kata Richa.
Richa juga berharap semakin banyak kesempatan perajin batik Kota Kediri mengikuti pameran dan terus didukung oleh Pemerintah Kota Kediri. Dirinya juga mengapresiasi kebijakan pemkot yang memberikan ruang untuk para pemilik UMKM untuk terus berkarya.