Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri melakukan pendampingan dan trauma healing pada dua anak yang memerlukan perlindungan khusus (AMPK) di Rusunawa Kelurahan Dandangan, Kota Kediri, Jawa Timur.
Koordinator Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan Dan Anak (P2TP2A) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri Fera Ayu Delima mengemukakan bahwa kakak beradik tersebut perlu mendapatkan pendampingan psikologis.
"Upaya ini, kami lakukan mengingat kedua AMPK tersebut membutuhkan pemulihan psikologis, dampak dari ibu kandungnya yang meninggal dunia karena menjadi korban pembunuhan," kata Fera di Kediri, Senin.
Fera mengatakan bahwa setelah kejadian yang tragis tersebut, kedua anak ini dirawat oleh pamannya.
"Pascakejadian tersebut mereka berdua diasuh oleh pamannya dan tinggal bersama neneknya yang tinggal di Rusunawa Dandangan," kata dia.
Selain itu, kegiatan yang dilakukannya tersebut juga tindak lanjut dari aduan masyarakat melalui satgas PPA yang mengkhawatirkan kondisi dari kakak beradik tersebut.
"Kami mendapatkan aduan dari masyarakat yang mengatakan bahwa pasca meninggalnya sang ibu, kakak beradik ini tampak perubahan sikap, lebih banyak pendiam dan sering berhalusinasi ibuknya," ujar Fera.
Sementara itu, Ketua Satgas PPA Kelurahan Dandangan, Kota Kediri Siti Cholifah mengakui penyembuhan trauma psikologis pada anak-anak tidak bisa dilakukan dengan instan. Untuk iut, pihaknya aktif melakukan kunjungan setiap dua pekan sekali.
"Anak-anak kami ajak bermain, menggambar atau mewarnai, membaca buku cerita dan sebagainya," kata dia.
Yayasan Lembaga Perlindungan Anak (YLPA) Kediri juga turut serta mendampingi anak-anak tersebut. Mereka juga memberikan sejumlah peralatan rekreasional kepada kakak beradik tersebut yang masing-masing berusia 10 dan lima tahun tersebut.
Tidak hanya itu, diberikan juga peralatan sekolah seperti alat tulis lengkap beserta meja.
"Sudah menjadi kewajiban bagi kita semua bersinergi untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang berkarakter dan berakhlak mulya," kata Koordinator bidang advokasi YLPA Kediri Heri Nurdianto.
Ia juga mengapresiasi peran DP3AP2KB melaluli P2TP2A Kota Kediri yang cukup responsif dalam memberikan pendampingan terhadap anak-anak yang tinggal di rusunawa tersebut.
"Kami bersama sama, berkolaborasi dengan Pemkot Kediri, mewujudkan perlindungan anak, dengan tanpa stigma dan diskriminasi serta untuk kepentingan terbaik bagi anak," kata Heri.
Sebelumnya, seorang ibu rumah menjadi korban pembunuhan, yang ternyata dilakukan sang suami. Kasus itu terjadi pada awal Agustus 2021. Korban ditemukan tewas di dapur rumah saudara korban di Dusun Krajan Kidul, Desa Wonojoyo, Kecamatan Gurah, Kediri pada Senin (9/8) pukul 23.30 WIB. Kepada polisi, pelaku menyebut istrinya bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangannya. (*)