Jakarta (ANTARA) - Ketua Panitia FFWI, Wina Armada Sukardi, menyatakan, komposisi Dewan Juri Festival Film Wartawan Indonesia XI di Jakarta yang beragam usia dan generasi akan memunculkan proses pengambilan keputusan yang diperkirakan bakal berjalan seru dan dinamis.
Komposisi dewan juri usia muda (25-40 tahun) berbanding dengan yang usia matang (41-50 tahun) tepat sama, yaitu masing-masing 36,3 persen. Sedangkan yang berusia 51-60 tahun ada 24,5 persen dan anggota dewan juri yang berusia di atas 61 tahun cuma 2,9 persen.
Dewan Juri FFWI XI seluruhnya terdiri dari wartawan aktif yang akan menilai tiga genre film, yakni genre drama, genre komedi, dan genre horor, baik yang pernah ditayangkan di bioskop maupun di over the top dari mulai September 2020 sampai September 2021.
Semua film yang ditayangkan pada periode itu langsung menjadi peserta FFWI XI tanpa harus melalui proses pendaftaran. “FFWI menganut prinsip, semua film yang sudah ditayangkan, penilaiannya berada pada publik, dan wartawan film merupakan wakil dari mata publik,” kata dia.
Komposisi generasi muda dan generasi matang yang berimbang akan menyebabkan munculnya diskusi panjang di kalangan dewan juri FFWI XI karena antara pandangan dewan juri muda usia dan dewan juri usia matang dapat berbeda.
Dengan demikian, proses pengambilan keputusan unggulan/nominasi dan pemenang FFWI XI tahun ini diprediksi bukan perkara mudah. “Dari komposisi ini diharapkan lahir keputusan-keputusan yang menarik, dan bukan tak mungkin banyak kejutan,” kata Ketua Bidang Penjurian FFWI, Yan Widjaya, di Jakarta, Rabu.
Dilihat dari usia, anggota dewan juri FFWI termuda berusia 25 tahun, yaitu Mitachul Arifin, yang lahir di Kediri, Jawa Timur, pada 1996. Sedangkan yang tertua berusia 64 tahun, yaitu Eddy Hariyadi, kelahiran 1957 di Bogor, Jawa Barat.
Untuk ketua Dewan Juri FFWI XI tahun ini dijabat Shandy Gasella, generasi muda kelahiran 1985 atau 36 tahun silam di Sukabumi, Jawa Barat.
Dari segi gender, komposisi dewan juri FFWI terdiri dari 19,9 persen perempuan. Sekretaris Dewan Juri juri juga diduduki perempuan, yaitu Tertiani Bebby Simandjuntak, dari harian The Jakarta Post.
Menurut Widjaya, kehadiran anggota dewan juri perempuan diharapkan dapat ikut memberikan penilaian dari sudut pandang perempuan. Demikian pula keragaman tercemin pula dari asal media. Terdapat 35 media yang berbeda tempat anggota dewan juri bekerja.
Walaupun anggota dewan juri tidak mewakili media, melainkan berdasarkan sosoknya, namun asal media dewan juri pasti mempengaruhi sudut pandang dewan juri yang bersangkutan.
Hal itu mau tidak mau akan dapat menimbulkan diskusi yang sangat seru di kalangan mereka saat akan menentukan unggulan dan pemenang.
Belum lagi dilihat dari kota asal, dewan juri, datang dari 10 kota yang berbeda, yaitu DKI Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor, Bandung, Jogjakarta, Solo, Medan, dan Makassar. “Dengan demikian hasil FFWI XI tidak berdasarkan Jakarta sentris,” kata Widjaya.
Direncanakan panitia FFWI XI akan mengumumkan unggulan untuk ketiga genre film dan unsur-unsurnya pada 19 Oktober. Sedangkan malam puncaknya akan dilaksanakan tepat pada 28 Oktober 2021, yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. (*)
