Surabaya (ANTARA) - Lebih 200 ilmuwan dari 10 negara meramaikan pertemuan ilmiah internasional Surabaya Internasional Health Conference (SIHC) yang digelar secara hybrid di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Sabtu.
Ketua Panitia SIHC Achmad Syafiuddin mengatakan 10 negara yang turut serta dalam kegiatan bertema "Health Technology and Community Strengthening in Pandemic Era" adalah Amerika Serikat, Australia, Taiwan, China, Arab Saudi, Singapura, Malaysia, Pakistan, Indonesia, dan Timor Leste.
"Ada sebanyak 236 peserta dalam pertemuan ini, rincinya sebanyak 216 sebagai presenter atau pemateri dan 20 orang sebagai partisipan dari 10 negara tersebut," ujarnya.
Syafiuddin mengatakan ada tiga topik utama yang dibahas yakni kedokteran dan keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan biomedis, dan kesehatan lingkungan.
Sementara untuk kepentingan publikasi, kata Syafiuddin, terdapat 12 internasional jurnal dengan reputasi sangat tinggi mulai dari Q1 sampai Q4 sebagai jurnal partners.
Melalui acara kegiatan ini Unusa hadir tidak hanya melakukan pembelajaran namun juga riset serta kolaborasi dengan keilmuan dunia.
"Meski saat ini Unusa masih dikatakan sangat muda dengan usia delapan tahun, maka kami ingin turut serta membangun bangsa ini dengan keilmuan yang dimiliki," katanya.
Dipilihnya tiga topik tersebut, lanjut Syafiuddin, lantaran menjadi pembahasan internasional di tengah pandemi.
"Pembahasan kesehatan lingkungan tetap menjadi pembahasan internasional, sehingga Unusa turut hadir dalam pembahasan tersebut. Ketiga topik itu menjadi tantangan di tengah pandemi. Sehingga kita tidak bisa hanya mengandalkan medis semata untuk menangani pandemi," katanya, menerangkan.
Dalam sambutan pembukaannya, Rektor Unusa Prof. Achmad Jazidie mengatakan ada dua agenda pertemuan internasional yang diadakan Unusa tiap dua tahun sekali.
Pertama, yang terkait dengan kesehatan, medis, keperawatan dan teknologi seperti yang digelar dalam SIHC ini. Kedua pertemuan dua tahunan untuk bidang pendididkan dan ekonomi.
"Meski usia Unusa masih relatif muda, tapi kami ingin bisa berperan di kancah internasional. Untuk itu kerja sama dalam hal penyelenggaraan seminar maupun berkolaborasi dalam penelitian-penelitian menjadi titik perhatian kami," katanya. (*)