Surabaya (ANTARA) - Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Surabaya meminta pemerintah kota setempat dalam penanganan COVID-19 tidak hanya fokus membuat rumah sakit lapangan saja, melainkan juga nemikirkan persoalan teknis lainnya.
"Banyak persoalan teknis lainnya yang juga perlu mendapat perhatian dari pemkot," kata Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, persoalan teknis tersebut meliputi ketersediaan oksigen untuk para pasien COVID-19 di rumah sakit yang saat ini mulai langka. Selain itu, lanjut dia, perbekalan obat bagi masyarakat yang terkonfirmasi positif COVID-19 juga perlu mendapat perhatian.
"Jangan sampai masyarakat kesulitan mencari obat," ujarnya.
Selain itu, Khusnul juta menyoroti Relawan Surabaya Memanggil yang digagas Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang dinilai lebih menekankan sosialisasi prokes, pengemudi ambulans dan pemulasaran jenazah.
"Sementara yang dibutuhkan saat ini adalah relawan di bidang kesehatan. Banyak rumah sakit yang kekurangan tenaga kesehatan," ujarnya.
Begitu halnya dengan pelayanan tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jalan Gayungsari Barat Nomor 124 Kota Surabaya yang kini ditutup karena penuhnya kapasitas alat sampel PCR yang belum diuji.
Menurut Khusnul, Pemkot Surabaya harus memberikan solusi atas ditutupnya Labkesda tersebut menyusul pentingnya hasil tes usap untuk kepastian warga yang terpapar maupun tidak terpapar COVID-19.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan pihaknya memanfaatkan Lapangan Tembak di Kedung Cowek menjadi rumah sakit lapangan untuk membantu warga yang terpapar COVID-19 melakukan isolasi mandiri.
"Semua yang dimiliki oleh pemkot akan kami manfaatkan untuk melayani warga, termasuk gedung ini," ujar Eri.
Ia menyampaikan saat ini banyak warga Surabaya yang terpapar COVID-19 yang ini melakukan isolasi mandiri ke Asrama Haji. Hanya saja, lanjut dia, Asrama Haji saat ini sudah penuh dan warga yang antre saat ini sudah 700 orang.
Koordinator Relawan Surabaya Memanggil Aryo Seno Bagaskoro mengatakan, Relawan Surabaya Memanggil tugasnya terbagi menjadi tiga bidang sesuai kategori yang dipilih saat mendaftar, yakni, sosialisasi protokol kesehatan (prokes), pembinaan Kampung Wani dan Kedaruratan.
"Hingga saat ini tercatat ada sebanyak 1.050 pendaftar di tiga bidang itu," katanya.
Paling banyak, Seno menyebut, para relawan ini memilih bidang prokes. Namun, untuk bidang Pembinaan Kampung Wani, peminatnya juga tercatat banyak. Sementara untuk bidang kedaruratan, memang dipilih dari para relawan yang memiliki latar belakang tersebut.
"Kami akan berikan pelatihan secara berkala, kemarin (4/7) hadir ada 40 orang. Hari ini mungkin yang sudah menerima pembekalan akan langsung kami terjunkan sesuai dengan kebutuhan teman-teman pemkot," ujarnya. (*)
Penanganan COVID-19, Pemkot Surabaya diminta tak hanya fokus membuat rumah sakit lapangan
Senin, 5 Juli 2021 14:16 WIB
Banyak persoalan teknis lainnya yang juga perlu mendapat perhatian dari pemkot