Tulungagung (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan kegiatan sekolah lapang cuaca bagi nelayan (SLCN) di Pesisir Pantai Popoh, Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu.
Pelatihan yang digelar di Pendopo Pantai Popoh itu pun mendapat sambutan antusias dari para nelayan sekitar. Dari 60 nelayan yang diberi kesempatan ikut SLCN, semuanya hadir dan mengikuti seluruh rangkaian yang telah dipersiapkan tim BMKG.
"Ini masih kami edukasi terus, agar semakin mudah dalam memahami informasi cuaca maritim dari BMKG," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo dikonfirmasi di sela pelatihan.
Edukasi tersebut sebagai hal penting dan fundamental bagi nelayan. Sebab dengan modal pengetahuan akan kemaritiman yang sudah didukung dengan teknologi prakiraan cuaca, nelayan lebih memahami keamanan melaut.
"Kenyataannya, mayoritas nelayan kita masih banyak yang menggunakan ilmu perkiraan cuaca dari tanda-tanda tanda alam yang ada di sekitarnya. Padahal pemanfaatan teknologi informasi cuaca BMKG saat ini lebih akurat dan simpel," kata Eko.
Oleh karena itulah, BMKG merasa perlu memberi edukasi dan sosialisasi tentang pemanfaatan teknologi prakiraan cuaca bagi nelayan. Salah satunya melalui program sekolah lapang cuaca nelayan (SLCN).
Dalam kegiatan ini, nelayan mendapatkan pemahaman tentang cara merencanakan aktivitas melaut yang aman, namun tetap mendapatkan hasil tangkapan yang melimpah.
"Di mana posisi ikan berkumpul, di situlah daerah tangkap nelayan yang harus dituju. Dengan segala informasi tentang keselamatan cuaca maritim. Tinggi gelombang, arus laut maupun kecepatan angin menjadi perhatian utama," katanya.
Eko menyatakan kurangnya pemanfaatan informasi cuaca dapat berakibat fatal bagi para nelayan.
Sebaliknya, jika masyarakat telah memahami dan bisa mengakses informasi cuaca maritim, maka tingkat keamanan dalam melakukan aktivitas pelayaran akan menjadi lebih baik.
Bupati Tulungagung Maryoto Birowo yang sempat hadir dal.acara tersebut mengakui pemanfaatan teknologi informasi cuaca di kalangan nelayan tradisional masih cukup minim.
"Selama ini informasi cuaca nelayan tradisional ya dari ilmu titen atau mencermati lingkungan yang sudah turun-temurun. Atau dapat info dari teman," kata Maryoto.
Pihaknya berharap dengan sekolah cuaca yang diselenggarakan BMKG, nelayan di wilayahnya bisa mendapatkan tambahan ilmu dan dapat diaplikasikan secara nyata dalam aktivitas pelayaran.
BMKG gelar sekolah lapang cuaca bagi nelayan di Tulungagung.
Sabtu, 26 Juni 2021 21:17 WIB