Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan terdapat tiga kasus mutasi COVID-19, yaitu B1617.2 atau varian India di wilayah setempat berdasarkan hasil uji genome sequencing yang dilakukan terhadap 24 sampel di Institute Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga Surabaya.
"Tadi saya dapat informasi dari Pak Rektor Unair Profesor Nasih, bahwa dari 24 sampel yang diteliti, terdapat tiga mutasi B1617.2 atau strain India," ujar Khofifah di Surabaya, Senin.
Tim Satgas Penanganan COVID-19Jatim telah melakukan komunikasi dan koordinasi terhadap munculnya kasus varian baru ini dan dipastikan pasien sedang menjalani perawatan intensif.
Dari tiga pasien, dua orang di antaranya saat ini dirawat khusus di Kota Surabaya, sedangkan satu orang lainnya menjalani perawatan di rumah sakit di Kabupaten Bojonegoro.
Gubernur Khofifah juga telah menugaskan koordinator tracing dr. Kohar Hari Santoso untuk melakukan pelacakan kepada pihak-pihak yang terkonfirmasi kontak erat dengan pasien.
"Jadi, kontak eratnya dengan siapa saja harus dilacak," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Mengenai sampel lainnya, Khofifah mengaku masih menunggu hasil genome sequensing berikutnya agar semua dapat terkoordinasikan dengan baik.
"Saya sedang cek juga apakah mereka melakukan kontak erat dengan pekerja migran Indonesia (PMI) atau mereka adalah pekerja migran. Jadi, mohon ditunggu konfirmasinya," tutur mantan Menteri Sosial tersebut.
Sementara itu, terkait kondisi saat ini, Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa hingga Minggu (13/6) malam, kapasitas BOR di ICU Rumah Sakit Syam Rato Ebu Bangkalan sudah mencapai 38 persen dan BOR isolasi 82 persen.
Khofifah menyampaikan terdapat enam rumah sakit untuk penyangga di Surabaya yang cukup efektif dan bisa membantu pasien COVID-19 asal Madura untuk menjalani perawatan.
"Di sisi lain, penyekatan di Jembatan Suramadu masih harus berjalan untuk mendukung efektivitas dari seluruh proses penanganan lonjakan kasus di Bangkalan," kata dia.