Banyuwangi (ANTARA) - Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, ditunjuk sebagai daerah penyangga komoditas cabai rawit secara nasional oleh Kementerian Pertanian, untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga cabai di masa mendatang.
Selain Banyuwangi, terdapat dua kabupaten lainnya, yakni Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung, yang ditunjuk sebagai daerah penyangga komoditas cabai rawit nasional.
"Ada tiga daerah yang ditunjuk pemerintah pusat sebagai penyangga komoditas cabai rawit nasional. Pemkab Banyuwangi menyiapkan lahan sekitar 40 hektare untuk program penanaman tersebut," kata Kabid Holtikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, Ilham Juanda di Banyuwangi, Kamis.
Namun demikian, lanjut dia, sampai saat ini belum ditentukan di mana kegiatan program ini. Rencananya, kegiatan dimulai pada bulan Agustus dan September. Tujuannya, agar saat terjadi lonjakan harga di masa mendatang, pemerintah sudah memiliki stok cabai rawit untuk kegiatan operasi pasar murah.
"Untuk program penyangga ini, disiapkan sekitar 40 hektare. Ini untuk persiapan tanam bulan Agustus dan September. Jadi, bisa untuk musim panen bulan Desember dan Januari. Nantinya seluruh pembiayaan, mulai dari bibit, perawatan, dan sarana prasarana lainnya akan dibantu oleh Kementerian Pertanian," kata Ilham.
Selama ini, menurut ia, Banyuwangi memang dikenal sebagai penyuplai kebutuhan cabai rawit untuk sejumlah daerah, khususnya di wilayah Jabodetabek. Hanya saja, pada awal tahun 2021 produksi cabai rawit mengalami penurunan signifikan karena intensitas hujan tinggi sejak akhir Tahun 2020.
Hal ini dikarenakan tanaman cabai rawit banyak yang rusak lantaran terserang penyakit yang biasa datang saat musim penghujan. Akibatnya, harganya pun meroket tinggi di atas angka Rp100 ribu per kilogram.
"Rata-rata tanaman pada bulan Agustus dan September 2020. Mulai belajar berbuah usia tiga sampai empat bulan. Kalau kondisi normal bisa 20 kali petik. Bisa bertahan delapan sampai sepuluh bulan. Namun karena intensitas hujan tinggi, risiko serangan hama penyakit juga semakin tinggi. Seperti penyakit cacar dan sebagainya," paparnya.
Sementara itu, Bupati Ipuk Fiestiandani Azwar Anas menyambut baik program dari Kementerian Pertanian ini. Banyuwangi yang dikenal sebagai sentra cabai. Sangat tepat jika memilih Banyuwangi menjadi penyangga komoditas cabai rawit.
"Tentu kami sangat mengapresiasi. Banyak lahan kami yang bisa ditanam cabai. Seperti Wongsorejo dan beberapa lokasi lainnya. Tentu nanti akan kita sebar dibeberapa lokasi," kata Ipuk. (*)