Surabaya (ANTARA) - Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPD PPNI) Kota Surabaya menggelar doa bersama lintas agama secara dalam jaringan atau online untuk para perawat yang meninggal dunia akibat terpapar COVID-19.
"Doa bersama lintas agama ini digelar bersamaan dengan peringatan Hari Ulang Tahun ke-47 PPNI tahun 2021," kata Ketua DPD PPNI Kota Surabaya Misutarno saat doa bersama lintas pemuka agama di Surabaya, Sabtu.
Selain diikuti ketua dan anggota Dewan Pengurus Komisariat (DPK) PPNI se-Kota Surabaya, doa bersama ini juga menghadirkan tiga tokoh agama berbeda, yakni Dr. KH. M. Syukron Djazilan, M.Ag, Masruri, S.Kep, Ns, M.Pd., yang mewakili doa bagi yang beragama Islam, Rd. Tri Budi Utomo yang mewakili doa bagi yang beragama Katolik, dan Pdt. Evie Claudia Umboh, S.Th, M.Kes yang mewakili doa bagi yang beragama Kristen.
"Doa bersama lintas agama ini sebagai bentuk penghormatan kepada tenaga kesehatan, khususnya perawat yang gugur akibat COVID-19. Bagi perawat yang meninggal dunia agar mendapat anugerah kemuliaan, serta bagi perawat yang bertugas senantiasa dilindungi keselamatan," katanya.
Misutarno menambahkan doa bersama ini juga menandai setahun pandemi COVID-19, seiring dengan tema "Perawat Tangguh, Indonesia Bebas COVID-19, dan Masyarakat Sehat".
Pihak keluarga dari perawat yang gugur akibat COVID-19 juga dihadirkan dalam doa bersama lintas pemuka agama secara daring ini.
Salah satunya, I’zzatul Istiqomah Al’adhima, anak dari Almarhum Sulastri, perawat yang bertugas di Rumah Sakit Islam (RSI) Ahmad Yani, Surabaya.
Dalam kesempatan itu, I’zzatul mengaku terharu sekaligus menyampaikan permintaan maaf ibundanya kepada para perawat lainnya.
"Kami juga mengucapkan terima kasih banyak kepada PPNI yang telah membantu memudahkan proses pemakaman, serta mengurus semua keperluan administrasi untuk santunan kematian ibu saya," kata I’zzatul.
Dari data DPD PPNI Kota Surabaya, selama setahun pandemi COVID-19, dari total 14.996 perawat di Kota Pahlawan, yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 810 orang dengan 19 orang di antaranya meninggal dunia.
Sedangkan perawat yang sembuh sebanyak 782 orang. Sembilan orang masih menjalani rawat inap di beberapa rumah sakit rujukan COVID-19 dan isolasi mandiri.