Sidoarjo (ANTARA) -
Tokoh sekaligus pengusaha asal Surabaya Bambang Haryo Soekartono mendukung penuh pelestarian aksara Jawa mengingat saat ini penggunaan aksara Jawa sudah mulai banyak ditinggalkan.
"Seharusnya aksara Jawa itu digunakan sebagai bahasa kedua, bahasa Ibu," katanya saat menerima prasasti aksara Jawa dari Paguyuban Pelestari dan Peduli Aksara Jawa, Jawa Timur di Sidoarjo, Selasa.
Ia mengatakan, aksara Jawa bisa dikembangkan lagi sebagai salah satu potensi budaya literasi karena aksara Jawa tidak hanya oleh orang Jawa saja melainkan seluruh Nusantara.
"Dulu sejak zaman Kerajaan Majapahit sudah mengenalkan aksara Jawa hingga ke mancanegara," ujarnya.
Dalam kegiatan itu, Bambang Haryo memberikan apresiasi terhadap Paguyuban dan Pelestari Aksara Jawa Jatim yang baru meraih penghargaan dengan memecahkan rekor menulis aksara Jawa terpanjang, 21 meter.
"Ini merupakan sebuah kebanggaan," kata pemilik PT Dharma Lautan Utama (DLU).
Menurutnya, Sidoarjo merupakan pusat kebudayaan karena terdapat banyak tarian, seni ludruk, dan ketoprak. Jumlah seni budaya di Sidoarjo itu bisa jadi menjadi terbanyak di Jatim.
"Jadi ini harusnya yang diberdayakan termasuk tarian-tarian asal Sidoarjo," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban dan Pelestari Aksara Jawa Jatim Bagus Heri Setyadji mengatakan organisasi yang berupaya melestarikan aksara Jawa ini memberikan penghargaan berupa Prasasti Aksara Jawa kepada Bambang Haryo karena kepeduliannya mendukung pelestarian aksara Jawa.
"Prasasti Aksara Jawa ini kami berikan ke Pak Bambang sebagai bentuk apresiasi atas kepeduliannya terhadap budaya dan ikut mendukung pelestarian aksara Jawa," tukasnya.
Kata Empu Bagus, panggilan Bagus Heri Setyadji, aksara merupakan salah satu cikal bakal martabat bangsa.
"Bangsa yang besar itu salah satunya dia pasti memiliki aksara," ujarnya. (*)