Banyuwangi (ANTARA) - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri Dr. Agus Fatoni mengajak aparatur sipil negara (ASN) Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, terus menjaga budaya inovatif dan sektor pelayanan publik perlu dipacu sebagai modal bagi daerah untuk mendapatkan kepercayaan publik.
Hal itu disampaikan di hadapan ratusan ASN saat mengikuti kelas motivasi bertajuk "Optimalisasi Inovasi" yang digelar secara luring dan daring di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Kabupaten Banyuwangi, Jumat.
"Sebagai organisasi publik, orientasi setiap pemerintahan ada pada pelayanan publik yang memudahkan warganya. Jika pelayanan kita baik ditunjang inovasi, maka akan tumbuh kepercayaan masyarakat. Inovasi adalah tuntutan publik," papar Agus Fatoni.
Selain itu, lanjut dia, inovasi merupakan amanat dari Presiden Joko Widodo. Salah satu program kerja dari presiden adalah reformasi birokrasi yang menuntut adanya pola pikir birokrat yang adaptif, produktif, inovatif dan kompetitif.
"Inovasi juga akan meningkatkan daya saing suatu daerah," ujarnya.
Badan Litbang Kemendagri setiap tahunnya menggelar kompetisi Innovative Govemment Award (IGA). Kompetisi ini melakukan pengukuran indeks inovasi daerah untuk menetapkan 10 daerah sebagai penyelenggara pemerintahan yang paling inovatif.
Pemkab Banyuwangi selama tiga tahun beruntun sejak 2018 berhasil menyabet penghargaan tersebut.
Inovasi daerah yang menjadi penilalan IGA 2019, di antaranya tata kelola pemerintah daerah, pelayanan publik, dan inovasi lain sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. IGA juga mengukur tiga aspek utama yaitu kuantitas, kualitas, dan manfaat.
"Untuk itulah saya selalu menyertakan prestasi dan foto-foto Banyuwangi di setiap materi paparan. Tujuannya, tidak lain agar semua daerah di Indonesia terpacu dan bisa meniru spirit inovasi dari Banyuwangi. Apalagi Banyuwangi telah menjadikan inovasi sebagai salah satu indikator besaran pemberian tunjangan daerah bagi ASN. Saya salut," kata Agus.
Katanya, memang tidak mudah menumbuhkan budaya inovasi di tubuh organisasi pemerintahan. Mulai dari masalah kompetensi SDM, motivasi dan kinerja yang kurang, hingga penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang minim.
"Tak jarang kita terbentur dengan pengusaan teknologi, khususnya yang sudah berumur. Namun, harus ditanamkan pesan semacam ini, "boleh tua, tapi secara budaya kerja harus milenial, harus mau berpikir inovatif," kata Agus berpesan.
Ia memaparkan sejumlah kriteria inovasi daerah, di antaranya mengandung pembaharuan, mengandung manfaat bagi warga, tidak menimbulkan pembebanan atau pembatasan bagi masyarakat yang tidak sesuai peraturan, dan harus sesuai kewenangan daerah.
"Inovasi daerah diharapkan juga mengarah pada penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)," ucapnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berterima kasih atas kehadiran Kepala Badan Litbang pada Kemendagri memberikan semangat dan motivasi bagi ASN Banyuwangi.
Dengan hadirnya Agus Fatoni, Bupati Ipuk berharap para PNS di Pemkab Banyuwangi semakin terpacu memperbaiki kualitas diri dan meningkatkan inovasi dalam melayani warga.
"Kami akan terus mendorong agar budaya kerja inovasi di kalangan ASN terus menguat, sehingga kualitas pelayanan publik di Banyuwangi terus meningkat. Sejumlah kegiatan untuk meng-upgrade kualitas SDM para birokrat pun terus kami lakukan, salah satunya lewat kelas motivasi ini," tuturnya. (*)