Surabaya (ANTARA) - Wakil Ketua DPD PSI Kota Surabaya Erick Komala menilai perayaan "Cap Go Meh" setiap tahunnya dapat merasakan asimilasi antara budaya Tionghoa dan Jawa.
"Akan tercipta suasana keakraban karena ada biasanya warga keturunan Tionghoa makan malam bersama dengan keluarga maupun para tetangga," ujarnya di Surabaya, Sabtu.
"Lontong Cap Go Meh" terdiri dari Lontong yang disajikan dengan opor ayam, sayur lodeh, sambal goreng hati, acar, telor pindang, abon sapi, bubuk koya, sambal dan kerupuk.
"Cap Go Meh" adalah akhir dari rangkaian perayaan Imlek yang dirayakan pada tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa.
Ia berharap pandemi ini segera selesai sehingga warga Surabaya bisa merasakan suasana rangkaian Perayaan Imlek di Kampung Pecinan Surabaya dan warga dapat melihat lebih dekat.
Erick juga berterima kasih kepada Alm Gus Dur dan keluarga sehingga Rangkaian perayaan Imlek bisa dirayakan.
"Sebab beliau yang mengizinkan kembali perayaan Imlek saat beliau menjabat sebagai Presiden RI," katanya.
Selain Erick Komala, pengurus PSI seperti William Wirakusuma dan Alfian Limardi turut hadir di kampung Kapasan Dalam yang merupakan salah satu kampung pecinan di Surabaya. (*)
PSI: Perayaan "Cap Go Meh" asimilasi budaya Tionghoa dan Jawa
Sabtu, 27 Februari 2021 17:09 WIB