Banyuwangi (ANTARA) - Akademisi lintas perguruan tinggi negeri mengapresiasi tiga buku karya Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sebagai catatan purnabakti kepemimpinannya selama dua periode.
Tiga buku itu yakni, "Anti-Mainstrem Marketing: 20 Jurus Mengubah Banyuwangi" (Gramedia Pustaka Utama 2019), "Inovasi Banyuwangi: Jalan Terpendek Mencapai Layanan Publik Prima" (Gramedia Pustaka Utama, 2019), dan "Creative Collaboration: 10 Tahun Perjalanan Transformasi Banyuwangi" (Mizan, 2020).
"Buku tersebut menjadi penjelasan dari berbagai inovasi selama Bupati Azwar Anas memimpin Banyuwangi," kata Profesor Mohamad Khusaini, Ph.D dari Universitas Brawijaya, Malang, saat acara bedah buku di Kampus Politeknik Negeri Banyuwangi, Senin malam.
Menurut ia, buku tersebut tidak hanya menjadi bacaan bagi calon pemimpin, tapi juga bisa menjadi rujukan bagi para peminat ilmu manajemen.
"Saya menulis sejumlah buku manajemen dan budgeting. Tapi, setelah saya membaca buku ini, saya merasa tidak ada apa-apanya buku saya. Manajemen yang dilakukan oleh Bupati Anas dalam membuat inovasi sungguh luar biasa," ujar anggota eksekutif Badan Supervisi Bank Indonesia itu.
Senada juga disampaikan Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Prof. Dr. Abdul Mongid. Menurutnya, buku-buku tersebut menjadi warisan yang luar biasa yang berangkat dari pengalaman yang teruji.
"Dari tiga buku ini, kalau saya ingin mengajarkan ke para mahasiswa, harus diawali dari Creative Collaboration. Baru kemudian Anti Mainstream Marketing dan Inovasi Banyuwangi. Baru nanti, kalau dalam bahasa pesantren, membaca buku penjelas (syarah) yang ditulis oleh Profesor Renald Kasali, Road to Prosperity," ujarnya.
Prof Abdul Mongid mengaku, melihat buku tersebut memang tidak sekadar teori. Namun, memang telah terbukti nyata. Setidaknya dari beberapa kebijakan yang berkaitan dengan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang stabil hingga menurunnya angka kemiskinan.
"Jika melihat data pertumbuhan ekonomi Banyuwangi sebelum Bupati Anas ini fluktuatif, kadang di atas, tapi juga sering di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Kepemimpinan yang auto pilot. Namun, di bawah kepemimpinan Bupati Anas, pertumbuhannya konsisten di atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur, bahkan Nasional. Ini artinya, kepemimpinan Pak Anas ini mempengaruhi kuat," katanya.
Sementara itu, Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Amirullah Setya Hardi, SE, PhD, juga menegaskan tentang sejumlah poin yang menarik dari buku tersebut. Di antaranya adalah detail yang disampaikan dalam setiap pengambilan keputusan. Sehingga bisa menjadi acuan bagi para pengambil kebijakan.
"Jika saya membaca dari perspektif Lokal Ekonomi Development (LED), buku ini menjelaskan secara jelas dan detail. Misalnya, bagaimana pertanian tetap menjadi pilar ekonomi yang terus dikuatkan. Namun, menjadikan pariwisata sebagai ujung tombak bagi sektor ekonomi lainnya. Sehingga menjadi ekonomi di Banyuwangi yang semakin dinamis," tuturnya.
Bupati Abdullah Anas menegaskan, jika buku-buku tersebut tidak sekadar menjadi tonggak dari apa yang dilakukan seorang diri. Tapi, ada kontribusi berbagai pihak, mulai dari masyarakat Banyuwangi, birokrat, hingga instansi vertikal lainnya.
"Semoga apa yang telah Banyuwangi raih hari ini, dapat terus terjaga ke depannya. Kolaborasi semua pihak tetap terjaga, kondusifitas juga bisa terus dipertahankan, sehingga pembangunan Banyuwangi juga terus terjaga," kata Anas. (*)