Nganjuk (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengirimkan bantuan untuk korban tanah longsor di Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk, mulai dari beras hingga paket kebersihan maupun masker kain, guna mencegah penyebaran COVID-19.
"Ujian ini memang cara Allah untuk mengingatkan kita semua ada tanah yang mungkin mulai rentan, ada sungai yang ternyata kasusnya sama, ada sampah yang nyumbat, akhirnya mengakibatkan banjir," kata Gubernur Khofifah di Nganjuk, Senin.
Gubernur Jatim datang berkunjung ke lokasi tanah longsor di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, didampingi Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat dan jajarannya.
Selain ke lokasi tanah longsor dan memantau langsung proses pencarian korban dengan alat berat, Gubernur Jatim juga memantau dapur umum.
Khofifah juga memberikan bantuan kepada ahli waris yang jenazah anggota keluarganya sudah ditemukan. Selain itu, gubernur juga memberikan bantuan beras, mi instan, paket lauk pauk, paket tambah gizi, paket kebersihan, tangkit air lipat, family kit, terpal, masker kain, paket sandang hingga velbed.
Sementara itu, pada saat berinteraksi dengan masyarakat dan keluarga terdampak bencana longsor, gubernur juga menyampaikan terima kasih kepada relawan yang telah membantu proses evakuasi, pengungsian, logistik serta dapur umum.
Khofifah mengajak semua masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, utamanya meminimalisir bencana longsor lainnya.
Pasalnya musibah akibat bencana alam yang akhir-akhir ini terjadi memiliki kesamaan akibat dari lemahnya perhatian terhadap lingkungan.
Khofifah mengungkapkan bahwa bencana alam yang terjadi di Gempol (Pasuruan), Bandar Kedung Mulyo (Jombang) dan di Ngetos (Nganjuk) sama-sama ada kaitannya dengan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim ini menekankan kepada masyarakat untuk lebih menjaga lingkungan sekitar. Karena setiap kepedulian atau abainya terhadap lingkungan akan berdampak pada kehidupan sekitar.
"Ayo kita lebih peduli dan perhatian terhadap lingkungan kita semua," kata dia.
Petugas dari Kabupaten Nganjuk mendata ada 21 korban yang sebelumnya dinyatakan hilang. Dari jumlah itu, 12 orang sudah ditemukan. Terdapat dua orang selamat dan 10 orang meninggal dunia. Untuk sisanya, saat ini masih proses pencarian.
Petugas dari BPBD Kabupaten Nganjuk dan tim gabungan menurunkan alat berat untuk mempercepat proses pencarian para korban. Hingga kini, pencarian terus dilakukan. Namun, karena sudah malam dihentikan sementara dan baru dilanjutkan keesokan harinya.