Malang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang meminta warga kota terbesar kedua di Jawa Timur itu untuk mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi atau bencana yang dipengaruhi faktor cuaca.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang Alie Mulyanto mengatakan bahwa kewaspadaan tersebut harus ditingkatkan, khususnya bagi warga Kota Malang yang tinggal di sepanjang daerah aliran sungai (DAS), mengingat curah hujan saat ini sedang masuk kategori tinggi.
"Masyarakat, terutama yang tinggal di sepanjang DAS harus peka terhadap lingkungan, saat air meluap harus mengetahuinya," kata Alie di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu.
Alie menjelaskan wilayah Kota Malang memiliki aliran utama pada Sungai Brantas yang kemudian terpecah menjadi tiga aliran lain, yakni Sungai Amprong, Sungai Metro, dan Sungai Bango. Pada aliran sungai tersebut banyak dijadikan tempat permukiman.
Menurut Alie, kewaspadaan masyarakat menjadi kunci untuk mitigasi bencana hidrometeorologi seperti yang terjadi di Kota Malang dalam beberapa waktu terakhir. Beberapa titik di daerah itu mengalami banjir dan air meluap saat diguyur hujan deras.
"Semua titik permukiman yang ada di DAS tersebut merupakan titik rawan. Kewaspadaan adalah kunci," kata Alie.
Alie menambahkan BPBD Kota Malang bersama seluruh pemangku kepentingan terkait akan melakukan kajian risiko bencana, rencana pengurangan risiko bencana, termasuk rencana kontinjensi atau proses identifikasi dan penyusunan rencana ke depan berdasar potensi bencana.
"Jadi, kita harus bersama-sama dengan elemen masyarakat untuk hal ini," kata Alie.
Alie menambahkan untuk mengurangi dampak luapan air pada saat terjadi hujan deras, perlu adanya penambahan sumur injeksi atau sumur resapan, khususnya pada wilayah permukiman yang ada di Kota Malang.
Adanya sumur resapan tersebut, lanjut Alie, bertujuan menampung air pada saat terjadi hujan deras, sehingga tidak menyebabkan luapan air berlebih, sebelum masuk pada aliran drainase yang diarahkan ke sungai.
"Kita bisa membuat sumur resapan, karena air itu tidak hanya dari jalan, menuju ke drainase dan dibuang ke laut," kata Alie.
Sebagai informasi, pada Senin (18/1) sekitar pukul 17.00 WIB, Kota Malang diguyur hujan cukup deras dan menyebabkan bencana banjir, hingga tanah longsor. Kejadian tanah longsor menyebabkan satu orang warga kota pendidikan itu terseret arus dan masuk ke aliran Sungai Bango.
Jasad korban yang bernama Roland Sumarna (40 tahun), ditemukan tiga hari kemudian di Bendungan Sengguruh, Kabupaten Malang, atau 30 kilometer dari titik kejadian yang ada di Kota Malang.
Selain kejadian tanah longsor, sejumlah ruas jalan di kota terbesar kedua di Jawa Timur itu juga tergenang saat hujan deras. Bahkan, di beberapa kawasan luapan air dengan arus yang membahayakan para pengguna jalan mengalir deras di jalan raya.
Warga Kota Malang diminta waspadai potensi bencana hidrometeorologi
Rabu, 20 Januari 2021 19:19 WIB