PB IDI minta kejadian ikutan pasca-imunisasi vaksin COVID-19 diantisipasi
Selasa, 19 Januari 2021 17:14 WIB

Presiden Joko Widodo (tengah) bersiap disuntik dosis pertama vaksin COVID-19 produksi Sinovac oleh vaksinator Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof Abdul Mutalib (kanan) di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Penyuntikan perdana vaksin COVID-19 ke Presiden Joko Widodo tersebut menandai dimulainya program vaksinasi di Indonesia. ANTARA FOTO/HO/Setpres-Agus Suparto/nym
"Agar tidak terjadi kebingungan di masyarakat yang terkait program vaksinasi," katanya dalam rapat dengar pendapat Komisi IX DPR yang diikuti melalui siaran langsung akun Youtube Komisi IX DPR RI Channel di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan vaksinasi COVID-19 harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati serta tetap menjalankan protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Menurut Iris, penerapan protokol kesehatan harus ditingkatkan disertai dengan protokol pertolongan kepada masyarakat yang mengalami kejadian ikutan pascaimunisasi.
"Perlu digarisbawahi, bila terjadi KIPI (kejadian ikutan pasca-imunisasi) yang berat siapa yang akan mengganti uang perawatan di rumah sakit. Itu menjadi salah satu pertanyaan di masyarakat," tuturnya.
PB IDI menilai harus ada koordinasi antara kementerian/lembaga untuk menyukseskan vaksinasi COVID-19.
PB IDI menyatakan mendukung program vaksinasi COVID-19 sepenuhnya dan menyerukan kepada anggota untuk mengikuti imunisasi dan program imunisasi yang dilakukan di seluruh Indonesia.
Anggota Komisi IX DPR Suir Syam meminta para pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan vaksinasi COVID-19 menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat karena banyak beredar ajakan menolak vaksinasi di media sosial.
"Kewajiban kita semua untuk memberikan informasi yang benar kepada masyarakat. Masyarakat bersama pemerintah bisa menghentikan pandemi COVID-19, selain dengan imunisasi juga dengan menjalankan protokol kesehatan," katanya.