Makassar (ANTARA) - Rumah sakit terapung TNI AL, KRI dr. Soeharso-990 (SHS-990), dari Komando Armada II telah sandar di Dermaga Lanal Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, dan siap menerima pasien gawat yang menjadi korban gempa berkekuatan 6,2 magnitudo.
Komandan Lantamal VI Laksamana Pertama TNI Benny Sukandari melalui keterangan resminya Selasa, mengatakan KRI dr. Soeharso-990 dikerahkan atas instruksi Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono.
"KRI dr. Suharso ini berlayar dari Koarmada II dan dikerahkan atas instruksi KSAL untuk mendukung kegiatan operasional dalam misi kemanusiaan," ujarnya.
Benny Sukandari mengatakan KRI dr. Suharso dapat mendukung kegiatan operasional terutama dalam misi kemanusiaan terhadap bencana alam yang sedang terjadi, termasuk dalam kegiatan operasi militer selain perang.
Pada misi kemanusian di Mamuju, KRI dr. Soeharso-990 didukung dua helikopter yang berguna untuk mengangkut korban gempa yang tidak terjangkau dan membawa 160 personel, terdiri dari 94 anak buah kapal dan Tim Satgas 56 orang.
Danlantamal VI menerangkan KRI dr. Soeharso-990 telah sandar di dermaga Lanal Mamuju dalam rangka Satgas Penanggulangan Bencana Alam di Sulawesi Barat.
Rumah sakit terapung TNI AL ini tidak hanya membawa obat-obatan dan tenaga medis, tetapi juga bahan kebutuhan pokok serta peralatan listrik.
"Bahan bantuan yang dibawa KRI dr. Soeharso-990, antara lain dikumpulkan dari Pangkoarmada ll, Dispotmar, Diskes Koarmada II, Dopusbektim, Spotmar, Disharkap, Dismat, Dispsial, Dismatbek, PT. Lautan Berlian Nusantara, PLN, Moro Cakra, dan dari Lantamal V Surabaya," ucapnya.
Gempa bumi dengan magnitudo 6,2 yang mengguncang Kota Mamuju dan Kabupaten Majene, Sulbar, mengakibatkan banyak bangunan dan gedung roboh karena kuatnya guncangan tersebut.