Probolinggo (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin meletakkan batu pertama pembangunan rumah sakit baru yang diproyeksikan menjadi rumah sakit rujukan bertaraf internasional di Kota Probolinggo, Senin.
Peletakan batu pertama oleh Khofifah itu menandai dimulainya pembangunan rumah sakit baru di Jalan Prof Hamka, Kelurahan Kareng Lor, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, dengan lahan seluas 5 hektare dan biaya sekitar Rp13,7 miliar itu.
"Kawasan Bromo, Tengger, Semeru masuk dalam program prioritas Perpres 80 Tahun 2019, ada hal terkoneksi akan kebutuhan rumah sakit terdekat dalam memberikan layanan kesehatan berstandar internasional," kata Khofifah di Kota Probolinggo.
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 80 Tahun 2019 adalah tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik - Bangkalan - Mojokerto - Surabaya - Sidoarjo - Lamongan, Kawasan Bromo - Tengger - Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan
Menurut Khofifah, ada assessment sumber daya manusia (SDM), alat kesehatan, dan standar sebuah rumah sakit berstandar internasional, sehingga semua akan berproses.
Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin mengatakan pembangunan RSUD Kota Probolinggo tahun anggaran 2020 meliputi pembangunan gedung rawat inap kandungan dan anak dengan biaya sebesar Rp 17 miliar selama 90 hari kalender.
"Memang tidak mudah mewujudkan apa yang menjadi harapan masyarakat itu, namun tidak ada usaha yang sia-sia jika kita punya komitmen tinggi dalam memperjuangkannya," katanya.
Dengan fasilitas pelayanan yang berkualitas, lanjut dia, RSUD baru itu nantinya akan menjadi rumah sakit rujukan (tipe C pendidikan) di wilayah timur, Jawa Timur.
"Secara geografis lokasi RSUD baru mudah diakses untuk mendukung program prioritas percepatan pembangunan ekonomi yakni Bromo-Tengger-Semeru (BTS) sesuai Perpres 80 tahun 2019," katanya.
Ia mengatakan pembangunan secara fisik dapat final di tahun 2022, sehingga pada tahun 2023 awal dapat beroperasi RSUD baru di Kota Probolinggo dan biaya pembangunan secara multiyear membutuhkan biaya sekitar Rp200 miliar.
"Janji kepada masyarakat sudah terpenuhi. Mudah-mudahan berjalan lancar dan akan bersinergi dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Tentunya, dengan fasilitas lebih memadai Kota Probolinggo lebih siap menghadapi permasalahan kesehatan," demikian Hadi Zainal Abidin.