Surabaya (ANTARA) - Pakar Komunikasi Universitas Airlangga Surabaya Suko Widodo menyarankan KPU dan Bawaslu membentuk tim pengawas, yang terdiri dari ahli kesehatan dan epidemiologi untuk mencegah adanya klaster baru COVID-19 pada saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Surabaya 2020.
"Soal salah satu bakal calon peserta Pilkada 2020 positif terpapar COVID-19, idealnya ada tim pengawas seperti tim independen yang berasal dari ahli kesehatan dan epidemiologi untuk dilibatkan pada pengawasan pilkada," kata Suko Widodo di Surabaya, Rabu.
Suko menyatakan pada pelaksanaan Pilkada 2020 kali ini sangat berpotensi memunculkan klaster baru COVID-19. Hal itu karena penyebaran virus corona salah satunya dari interaksi yang tidak berjarak.
Sementara pada Pilkada 2020 potensi kerumunan massa sangat mungkin terjadi dalam aktivitas politik.
"Sebetulnya siapapun sekarang ini berpotensi terkena COVID-19. KPU dan Bawaslu harus kerja ekstra. KPU dan Bawaslu harusnya punya tim pengawas yang melibatkan ahli kesehatan," ujarnya.
Dikatakannya, meski KPU telah membuat larangan berkumpul dan anjuran untuk kampanye via daring, namun hasrat bertemu langsung dengan kandidat akan sulit dibendung.
"Padahal, dalam pertemuan itu terjadi interaksi orang yang kadang lalai menjalankan protokol kesehatan. Potensi pelanggaran protokol kesehatan sangat terjadi dalam aktivitas politik," ujarnya.
Suko Widodo meminta setiap pasangan calon untuk menahan diri dan tetap mematuhi protokol kesehatan agar tidak muncul klaster baru COVID-19 di Pilkada 2020.
"Ini pilkada darurat. Risiko kesempatan manusia amat berat. Paslon harus mengedepankan kesehatan semua orang," katanya.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum Kota Surabaya akhirnya mengungkapkan bahwa salah satu bakal calon peserta Pilkada 2020 positif terpapar COVID-19 berdasarkan hasil swab test yang dilaksanakan di RSUD dr.Soetomo Surabaya, Jatim, Senin (7/9).
"Kami (KPU Surabaya) per hari ini, 9 September 2020, menerima surat hasil swab test dari RSUD Soetomo. Jika menilik surat itu, salah satu bakal pasangan calon didapati positif COVID-19," kata anggota KPU Surabaya Soeprayitno kepada ANTARA di Surabaya, Rabu.
Ia tidak bersedia mengungkap siapa bakal calon peserta Pilkada Surabaya yang positif COVID-19. Apakah dari bakal paslon Machfud Arifin-Mujiaman atau Eri Cahyadi-Armuji.