Surabaya (ANTARA) - Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menggelar prosesi wisuda untuk 1.299 mahasiswa jenjang D3, S1, S2 dan S3 di kampus setempat, Sabtu sevara virtual sebagai bagian penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
"Karena COVID-19 yang tidak mungkin dilakukan wisuda secara konvensional. Maka dibentuk tim untuk melaksanakan wisuda secara daring atau virtual. Tapi selama lima jam prosesi wisuda tidak mengurangi kesakralan," kata Rektor Untag Dr Mulyanto Nugroho usai wisuda.
Mulyanto menyatakan prosesi wisuda ke-121 di Gedung Graha Widya itu disiarkan melalui Zoom dan Youtube. Selain itu prosesi wisuda virtual ini tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan.
"Prosesi wisuda secara daring ini memiliki agenda yang sama seperti wisuda pada umumnya, namun terdapat perubahan dalam teknis seperti prosesi simbolis pemindahan tali mortar wisudawan yang biasanya dilakukan oleh rektor, kini diwakilkan oleh orang tua atau wali wisudawan dipimpin oleh rektor secara virtual," ujarnya.
Mewakili peserta wisudawan virtual, 15 wisudawan terbaik dari tujuh fakultas menghadiri prosesi wisuda secara Iangsung. Wisudawan yang hadir tetap mengenakan atribut toga lengkap.
"Pandemi ini tidak menyurutkan semangat dan mengubah niat kami untuk tetap bangga meluluskan generasi penerus bangsa," ujarnya.
Mulyanto juga mengajak dan memotivasi para wisudawan untuk tetap bersemangat dan tidak berkecil hati dalam mengikuti prosesi wisuda. Sebab tidak semua memiliki kesempatan yang sama meski kali pertama dilakukan wisuda secara virtual atau daring.
Mengambil tema "Langgas untuk Indonesia Melantas", Mulyanto mengingatkan wisudawan akan kebebasan dalam mengasah potensi dan bakat yang dimiliki, sehingga menciptakan akademisi yang berkarakter kebangsaan.
Selain nuansa penuh khidmat, haru dan bahagia ini, wisudawan juga dihibur oleh komika yang seringkali tampil di Iayar kaca dalam acara stand up comedy Indonesia, Cak Lontong.
Salah satu wisudawan dari Fakultas Hukum Untag, Meinara Iman Dwi Hartanto, mengungkapkan wisuda virtual menjadi pengalaman berharga karena di luar kebiasaan
"Bagi saya merupakan hal yang baru, mulai dari jarak diatur, harus pakai masker dan keluarga tidak bisa menyaksikan secara langsung," ujarnya.
Namun, Iman mengaku masih merasakan nuansa khidmat meskipun dengan pembiasaan baru ini.
Dia membagikan pesan agar para mahasiswa akhir tidak tergoda dengan suasana pandemi yang menfharuskan segal sesuatu secara virtual.
"Yang sudah mengalami suasana kuliah selama pandemi dua sampai tiga bulan memang ini tantangan yang menggoda. Tapi ya harus fokus dengan tujuannya, karena kalau semua sudah selesai tinggal santai," katanya. (*)
