Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat melakukan gerakan diversifikasi pangan lokal, terutama untuk makanan-makanan berbahan dasar nonberas, seperti singkong, ketela, talas, garut, kentang hingga jagung.
"Melalui gerakan diversifikasi pangan lokal, masyarakat diajak untuk mengonsumsi berbagai makanan tradisional yang mengandung karbohidrat sebagai pengganti nasi," ujar Khofifah di sela Ekspose Produk Olahan Makanan Nonberas di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Rabu.
Tak hanya melalui format diversifikasi makanan lokal, pengurangan konsumsi beras di masyarakat juga turut dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup seperti vegetarian.
Selain mendukung program pemerintah, gerakan diversifikasi pangan lokal ini juga bisa menumbuhkan rasa cinta Tanah Air sekaligus meningkatkan pertumbuhan UMKM makanan di Jatim.
“Sekarang bisa membangun patriotisme dan nasionalisme melalui diplomasi makanan lokal. Sebab, tiwul dan gatot dari Blitar ternyata saat pandemi COVID-19 pun tetap ekspor ke Taiwan, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura," ucapnya.
Gubernur Khofifah juga menjelaskan bahwa 33 persen PDRB Jatim didukung oleh industri makanan dan minuman.
Dengan melihat fakta tersebut, kata dia, penguatan masif kepada sektor makanan dan minuman, utamanya pengenalan pada produk berbahan baku pangan lokal seperti ganyong, garut dan jelarut, menjadi satu hal yang menjanjikan.
Pada kesempatan tersebut, Khofifah juga melaporkan kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melalui konferensi video bahwa nilai tukar petani Jatim mengalami kenaikan sebesar 0,22 persen.
Kabar baik tersebut, lanjut dia, juga harus didukung dengan upaya dari sektor industri sebagai bentuk dukungan pada pemulihan ekonomi.
"Saya rasa pemulihan ekonomi dari tanam, petik, olah, kemas, jual bisa lebih dimaksimalkan," tutur orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.