Kediri (ANTARA) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar meminta agar warga berterus terang atau jujur dan segera melapor ke petugas, menyusul temuan klaster baru penyebaran virus corona penyebab COVID-19 saat ibadah pemberkatan doa di sebuah klinik kesehatan.
"Hari ini yang hadir hanya 15 orang, padahal dari informasi yang saya dapat ada 34 warga yang hadir saat ibadah, termasuk tujuh orang pendeta dari Jakarta," kata Wali Kota Abu Bakar di Kediri, Kamis.
Mas Abu, sapaan akrabnya, berharap warga Kota Kediri mendukung upaya pencegahan penyebaran COVID-19 dengan bersikap jujur kepada pemerintah.
"Saya mengimbau warga yang hadir dan belum mengikuti rapid test segera menghubungi Media Center COVID-19 Kota Kediri di nomor 08113787119, bisa melalui WhatsApp," kata Mas Abu.
Kasus baru tersebut muncul setelah ibadah pemberkatan doa di sebuah klinik di Jalan Mangga, Kelurahan Kaliombo, Kota Kediri.
Padahal, untuk melaksanakan ibadah, sebuah rumah ibadah harus mendapatkan persetujuan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri. Untuk sementara, warga melaksanakannya di sebuah klinik kesehatan.
"Sampai hari ini sudah ada tiga orang yang positif berdasarkan hasil swab test, kami menunggu hasil tes dari 15 orang yang hadir untuk menjalankan rapid test," tambah Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri dr Fauzan Adima.
Pada Kamis (9/7), terdapat satu orang yang dinyatakan positif COVID-19. Secara total kasus yang ada di Kota Kediri kini menjadi 65 orang.
Dari jumlah itu, sebanyak 14 orang masih dirawat, 50 orang sudah dinyatakan sembuh dan satu orang dinyatakan meninggal dunia.
Sedangkan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) ada 486 jiwa dan pasien dalam pengawasan (PDP) 59 orang (*)