Surabaya (ANTARA) - Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) dan Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Surabaya gencar kampanye protokol kesehatan dan langsung turun ke lapangan.
"Kampanye dengan terjun langsung ke titik-titik tertentu merupakan langkah tepat," ujar Pengurus Pusat Persakmi Estiningtyas Nugraheni dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya, Rabu sore.
Beberapa hari terakhir, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memimpin langsung kampanye protokol kesehatan ke kampung-kampung, terutama anjuran pemakaian masker sekaligus pembagian ke masyarakat.
Bahkan, Risma memberikan sanksi sosial berupa hukuman push up kepada kepada warganya yang melanggar protokol kesehatan dengan tidak memakai masker.
Menurut Esti menambahkan, protokol pencegahan sangat berperan untuk mengendalikan jumlah kontak terhadap virus sekaligus mempercepat proses penanganan terhadap COVID-19.
Perempuan yang juga Ketua Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga itu juga menjelaskan bahwa penanganan COVID-19 dianggap berhasil jika rate of transmission (RT) kurang dari 1.
Prinsip bagaimana agar menjadi di bawah angka 1, kata dia, adalah dengan mengendalikan tiga aspek penting, yaitu laju infeksi, periode infeksi dan jumlah kontak terhadap virus.
"Laju infeksi lebih pada karakteristik virus yang sulit dimanipulasi. Sementara periode infeksi dapat dikendalikan dengan prinsip dasar 3T dan I, yaitu testing agresif, pelaksanaan tracing masif, perawatan treatment dan isolasi," katanya. (*)