Surabaya (ANTARA) - Direktur Distribusi Viva Cosmetics wilayah Indonesia bagian Timur, Yusuf Wiharto menyebutkan penjualan produk kosmetik secara umum mengalami penurunan sekitar 80 persen, karena adanya imbauan tinggal di rumah dan bekerja di rumah serta jaga jarak yang membuat orang tidak memerlukan make up dalam berkegiatan.
"Kalau di Viva penjualan juga terdampak. Tapi tidak besar seperti industri secara nasional. Namun, kami optimistis masih tetap running meski tidak lagi menargetkan keuntungan ditengah pandemi ini," kata Yusuf, kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Yusuf mengaku, pihaknya tetap melakukan berbagai langkah untuk mendongkrak penjualan di tengah pandemi, salah satunya meluncurkan seri-seri produk baru untuk menarik konsumen.
"Terutama tata rias untuk daerah mata, bulu mata dan alis. Karena ditengah pandemi ini, tata rias untuk lipstik dan perona pipi serta sejenisnya kurang terpakai karena tertutup masker," ungkap
Produk teranyar, kata dia, adalah bulu mata Viva Queen Perfect Eyelashes yang diluncurkan di pasar mulai 12 Juni 2020 lalu.
"Respon pasar cukup positif, meski belum sesuai ekspetasi. Karena ditengah pandemi ini banyak acara resepsi pernikahan dan sejenisnya yang menggunakan make up ditunda," kata dia, menjelaskan.
Viva juga telah meluncurkan produk hand sanitizer atau penyanitasi tangan dalam bentuk gel dengan kandungan lidah buaya.
"Kami juga menggeber acara secara virtual, seperti virtual fashion and beauty 2020 yang digelar di Surabaya pada 20 Juni lalu, dan mendapat sambutan dari lembaga pencatatan rekor dunia sebagai kegiatan pertama fashion and beauty. Sebelumnya kegiatan serupa juga digelar di Rusia dan Italia, tapi hanya virtual fashion," katanya.
Ia mengatakan, saat ini ada permintaan untuk kegiatan nikah masal virtual, dan merupakan peluang bagi industri kreatif yang terkait, tidak hanya make up artis (MUA), tapi juga desainer busana, wedding organization, mc, dan sejenisnya.
"Kami tidak bisa sendiri menangkap peluang ini, sehingga kami harus bergerak. Apalagi diprediksi pandemi ini masih akan panjang, karena vaksin belum didapatkan," katanya. (*)