Kediri (ANTARA) - Kasiana (70 tahun), pembatik asal Kelurahan Dandangan, Kota Kediri, Jawa Timur, tetap berkreasi saat pandemi COVID-19 dengan tidak hanya menjual kain batik bermotif khas Kediri, melainkan juga menjual bahan membatik.
"Pada saat corona, pembeli sepi. Tapi, saya tidak tega kalau harus mengurangi pembatik yang sudah lama ikut saya," kata Ana, sapaan akrab Kasiana di Kediri, Jatim, Rabu.
Warga Kelurahan Dandangan, Kecamatan Kota, Kediri, tersebut mengakui di saat pandemi ini memang untuk penjualan tidak seramai sebelum ada wabah. Namun, dia tidak tega ketika harus mengurangi orang yang membantunya untuk membatik.
Kasiana berupaya keras agar mereka tetap berkarya sehingga tidak perlu melakukan pemutusan hubungan kerja. Untuk itu, dia akhirnya menjual bahan untuk membuat batik sehingga penjualan tetap laris.
Saat pandemi COVID-19, pemerintah memberikan imbauan agar warga tinggal di rumah, sehingga banyak aktivitas yang bisa dilakukan saat di rumah. Salah satunya membuat kerajinan batik.
Beberapa barang yang dijualnya misalnya malam, canting, hingga kain mori untuk bahan membuat kerajinan batik. Ternyata, warga banyak yang berminat. Warga juga bisa sambil belajar membatik.
Ia juga mengatakan pekerja juga masih banyak yang bekerja di rumahnya. Namun, ia juga tetap menerapkan protokol kesehatan saat para pekerja bekerja, seperti physical distancing.
"Kami juga menerapkan jaga jarak. Biasanya pembatik kan suka mengobrol sambil membatik. Karena corona, para pembatik ada yang mengerjakan di rumah," tambah Ana.
Ia mengatakan saat ini pembatik yang bekerja di workshop hanya tiga orang demi mencegah kerumunan. Kendati di rumah, mereka juga tetap produktif dan mendapatkan penghasilan.
Untuk motif batik yang diproduksi, Ana mengatakan ada banyak, misalnya merek Wecono Asri yang bercerita tentang Kota Kediri.
Motifnya antara lain Panji Galuh, Jembatan Brawijaya, Kediri Bersemi, dan lain-lain. Palet warna yang dipilih pun berwarna kontras seperti ungu, hijau, dan merah.
Ana juga menambahkan selain membuat kain batik untuk bahan pakaian, dirinya juga membuat scarf dan diminati warga asing, salah satunya staf Kedutaan Perancis. Bahkan, produknya sempat diborong untuk dipamerkan di Perancis.
Pemkot Kediri juga memberikan perhatian pada UMKM di Kota Kediri termasuk yang dikelola oleh Ana dalam meningkatkan produksinya.
Salah satunya dengan memesan batik untuk seragam PKK Kota Kediri dengan motif teratai. Motif ini khusus diproduksi untuk Pemkot Kediri.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar juga memberikan anugerah UMKM dan pelaku usaha unggulan.
Wali Kota juga tidak segan untuk ikut mempromosikan produk UMKM warga Kota Kediri di jejaring sosial Instagram miliknya.
Hal ini dilakukan sebagai bagian dukungan kepada warga Kota Kediri agar UMKM tetap bertahan di masa pandemi COVID-19. (*)
Sejumlah pengusaha kecil di Kota Kediri juga ada yang menerima bantuan karena pemasukannya menurun drastis selama pandemi COVID-19, namun syaratnya harus belum menerima bantuan sebelumnya.
Bantuan itu merupakan bantuan sosial dari Pemerintah Provinsi Jatim berupa suplemen dan uang tunai sebesar Rp200.000 per bulan yang diberikan untuk alokasi Mei, Juni, Juli 2020.