Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan kepada warga Kota Madiun tetap mematuhi penerapan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari meski statusnya sebagai zona hijau persebaran COVID-19.
"Meski sudah berstatus zona hijau atau tidak terdampak penularan COVID-19, bukan berarti warga Kota Madiun kemudian lengah untuk disiplin menegakkan protokol kesehatan," ujarnya di Surabaya, Sabtu malam.
Protokol kesehatan seperti jaga jarak fisik dan sosial, bermasker hingga mencuci tangan dengan sabun harus terus dilakukan sampai pandemi ini benar-benar berakhir.
Kota Madiun menjadi daerah pertama di Jatim yang berubah statusnya menjadi zona hijau atau daerah yang berhasil mengontrol penyebaran COVID-19.
Hal tersebut sebagaimana diumumkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pusat atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang telah dinilai berdasarkan 15 indikator epidemiologis.
Gubernur Khofifah menyebut bahwa obat paling mujarab untuk saat ini adalah disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
Status Kota Madiun sebagai zona hijau diapresiasinya sebagai bukti nyata menghadapi pandemi COVID-19 dan berharap bisa menular ke daerah-daerah lainnya di Jatim.
Di Kota Madiun, kata dia, berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, tingkat kematian nol atau CFR nol persen.
Ia menyampaikan, pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Madiun selama tiga bulan tercatat hanya ada tujuh orang.
Testing melalui tes cepat, lanjut dia, juga telah dilakukan secara masif dan dilanjutkan dengan pemeriksaan TCM.
Selain itu, tren penambahan jumlah pasien positif COVID-19 sangat rendah, yakni rata-rata hanya bertambah satu orang setiap 1-2 minggu.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut juga mengapresiasi bahwa salah satu yang menjadi alasan Kota Madiun berhasil menjadi zona hijau adalah tracing ratio yang bagus.
"Setiap satu pasien terkonfirmasi positif rata-rata ditemukan tracing terhadap orang tanpa gejala (OTG) dan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 30 orang dan segera dilakukan isolasi," ucapnya.
Sementara itu, selama masa pandemi, pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia di Kota Madiun tercatat tiga orang dan seluruh hasil tes usapnya negatif.
"Jangan dilupakan, Kota Madiun sebelumnya juga mendapatkan penghargaan dalam kategori tertinggi Kota Sehat oleh Menkes Terawan dan Mendagri Tito Karnavian di akhir 2019," katanya.