Probolinggo (ANTARA) - Sebanyak empat orang pasien yang terkonfirmasi positif virus Corona (COVID-19) di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, kondisinya sehat, namun terus dipantau kesehatannya oleh tim tenaga medis di rumah sakit setempat.
"Sampai saat ini kondisi orang yang dinyatakan positif COVID-19 masih tetap sehat dan dijaga pola makannya dengan harapan bisa segera negatif," kata Juru Bicara Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo dr Anang Budi Yoelijanto dalam rilis yang diterima ANTARA di Probolinggo, Minggu.
Baca juga: Probolinggo masuk zona merah setelah tiga warga positif COVID-19
Empat warga Probolinggo yang terkonfirmasi positif COVID-19 merupakan klaster pelatihan petugas haji di Asrama Haji Sukolilo Surabaya beberapa pekan lalu. Keempatnya berasal dari Desa Bayeman, Kecamatan Tongas; Desa Prasi, Kecamatan Gading; Desa Jabungsisir, Kecamatan Paiton; dan Desa Alaspandan, Kecamatan Pakuniran.
"Semua ada waktunya, virus itu tidak akan ada selamanya. Kalau daya tahan tubuh bisa melawan dengan baik dan kekebalan bisa melawan dengan baik, maka virus itu akan mati. Seperti influenza tidak akan selama itu, tergantung dari daya tahan tubuh," tuturnya.
Baca juga: Cegah penyebaran COVID-19, tujuh pasar hewan di Probolinggo ditutup sementara
Ia berharap kepada masyarakat supaya tidak menjadikan orang-orang yang terpapar COVID-19 mendapat stigma yang buruk dan menzalimi macam-macam karena hal itu bukan aib.
"Siapapun yang sakit tidak akan pernah menginginkan itu. Jadi kalau tiba-tiba didzolimi di luar dan di media sosial dikomentari macam-macam, memangnya siapa yang menjamin orang yang menulis itu suatu saat tidak pernah resiko," katanya.
Baca juga: Warga luar daerah masuk Kabupaten Probolinggo diisolasi 14 hari
Hingga Minggu malam, Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo mencatat ada tambahan 1 (satu) orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang sedang menjalani perawatan di RSUD Tongas, sehingga totalnya 12 orang PDP terdiri dari satu orang dalam perawatan, enam orang sehat dan lima orang meninggal dunia.
"PDP tambahan itu berusia 80 tahun erasal dari Desa Kedungdalem, Kecamatan Dringu yang mempunyai riwayat perjalanan dari daerah epicentrum COVID-19 di Surabaya dengan gejala sesak napas hingga dirawat di RSUD Tongas Probolinggo," tuturnya.
Anang menjelaskan satu orang PDP berusia 50 tahun asal Desa Kalirejo, Kecamatan Dringu meninggal dunia Sabtu (11/4) malam, namun perempuan yang mempunyai riwayat perjalanan dari epicentrum Lumajang dan pernah kontak dengan PDP di Lumajang itu penyakitnya banyak sekali.
"Kami lakukan rapid test corona dan hasilnya sudah negatif, serta cenderung bukan karena faktor sakit dugaan COVID-19, namun secara prosedural dalam situasi seperti ini tetap dianggap sebagai pasien dengan penyakit infeksius," ujarnya.