Surabaya (ANTARA) - Kepolisian Daerah Jawa Timur melakukan pengawasan ketat terhadap para pemudik yang datang dan keluar dari wilayah setempat untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran virus corona atau COVID-19.
Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan ditemui wartawan di Jembatan Suramadu sisi Surabaya, Senin, mengatakan pihaknya akan melakukan sterilisasi dan observasi kepada pemudik yang ada di terminal dan tempat lain.
"Sampai saat ini untuk yang mudik akan disterilisasi dan observasi di terminal, dicek suhu badan. Jika ada yang tanda-tanda terpapar corona akan diisolasi dan dirujuk ke kabupaten atau kecamatan untuk diisolasi mandiri," kata Luki.
Luki menyatakan, hingga saat ini pemerintah belum menetapkan karantina wilayah. Untuk itu, polisi akan lebih ketat mengawasi pemudik.
"Lockdown tidak ada, tapi kami melakukan pengawasan kepada pemudik. Meskipun sudah diimbau tidak ada mudik, tapi banyak sekali yang mudik," katanya.
Kapolda Luki menjelaskan, Polda dan Pemprov Jatim setempat telah melakukan penutupan-penutupan jalan raya untuk memutus rantai penyebaran COVID-19, terutama di wilayah Surabaya.
"Kami akan persempit lagi, di wilayah Darmo lebih banyak positif corona, di Wiyung juga ada. Makanya jalur Darmo akan tutup," ujarnya.
Penutupan tersebut, kata Luki, bukan tanpa alasan karena sudah melalui pemetaan sebelumnya. Kawasan-kawasan yang ditutup mengindikasikan banyaknya potensi penyebaran COVID-19.
"Ini tidak asal ditutup, di mana daerah yang banyak positif. Ini kami buat kawasan hati-hati masuk, karena banyak korban positif COVID-19," katanya.
Penutupan beberapa kawasan, lanjut Luki, agar masyarakat paham peta penyebaran COVID-19 di Surabaya dan lebih berhati-hati.
"Kami lakukan dari pemetaan. Dari data yang disampaikan Gubernur Jatim kami tindak lanjuti wilayah mana yang paling banyak positif. Di situ akan dilakukan pengetatan sehingga masyarakat paham dan tidak banyak yang melewati daerah tersebut," ujarnya.