Trenggalek (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur tengah menyiapkan antara 3.000 hingga 5.000 kartu penyangga untuk warganya yang keekonomian terdampak penetapan status tanggap darurat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
"Ya, saat ini kami memang tengah mendesain kartu penyangga ekonomi, yang nantinya bisa menjadi tambahan untuk menambah daya beli masyarakat khususnya yang terdampak parah seperti mereka yang mendapatkan upah harian," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin di Trenggalek, Minggu.
Rencana awal yang sudah dipersiapkan ada sekitar 3.000 hingga 5.000 warga yang akan diintervensi.
Namun, calon penerima diseleksi. Selain prioritas warga yang terdampak paling parah, lanjut dia dipastikan penerima manfaat program PKH, BNPT dan program lain tidak mendapat jatah dari program penyangga ekonomi ini, sehingga tidak dobel anggaran.
Menurutnya, cara ini efektif yang akan lebih diprioritaskan, selain sektor sektor lain yang masih bisa digenjot dengan cara yang lain seperti pasar atau warung atau cafe.
"Kami sudah tugaskan salah satu platform ojek daring untuk bisa bermitra dengan mereka. Sehingga mereka nanti masih bisa tetap mendapatkan penghasilan dari berjualan via paket pengiriman atau delivery order," katanya.
Lanjut dia, pendekatan ini menjadi salah satu solusi menggerakkan sektor-sektor yang masih bisa digerakkan.
"Namun bagi yang sama sekali tidak punya peluang tumbuh akan kami sangga dengan kartu penyangga ekonomi ini," katanya.
Kendati tidak bisa membantu secara keseluruhan warga yang terdampak, lanjut dia, namun setidaknya sebagian warga bisa diringankan melalui kartu penyangga ekonomi.
Sebab pembatasan yang dilakukan pemerintah atau "social distancing" memang berdampak pada sosial perekonomian masyarakat, utamanya bagi mereka yang mendapatkan penghasilan harian alias tidak bekerja tidak mendapatkan hasil.
Sesuai dengan data yang dihimpun oleh Gugus Tugas COVID-19, angka ODR di Kabupaten Trenggalek tercatat ada sebanyak 3.101 orang, ODP 217 dan PDP dua orang.
Apalagi penyebaran virus ini melalui droplet atau percikan air ketika seseorang batuk ataupun bersin, sehingga mudah untuk menyebar.
Untuk memutus mata rantainya hanya dapat dilakukan dengan pola hidup bersih, atau sering cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta pembatasan berinteraksi dengan melakukan isolasi mandiri di rumah.
Dengan begitu interaksi semakin jarang dan penularan dari orang yang terjangkit ke orang yang lain dapat dicegah. Apalagi wabah ini disebabkan oleh virus yang tidak terlihat secara kasat mata.