Yogyakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono menilai mendiang Guru Besar UGM Prof Iwan Dwiprahasto yang beberapa hari sebelumnya dinyatakan positif COVID-19 memiliki banyak sumbangan pemikiran dalam bidang Kedokteran, khususnya Farmakologi.
"Semasa hidupnya beliau memberikan banyak pemikiran dalam bidang kedokteran, khususnya bidang Farmakologi," kata Panut Mulyono saat menyampaikan pidato dalam upacara penghormatan almarhum di Balairung, UGM, Yogyakarta, Selasa.
Panut mengatakan di berbagai kesempatan Prof Iwan senantiasa mengajak para profesional bidang kesehatan untuk senantiasa mengacu pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk menjaga kesehatan masyarakat.
Menurut dia, dalam pidatonya saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM pada 7 Januari 2008, Iwan sempat menyampaikan bahwa kurangnya informasi terhadap bukti ilmiah baru tentang obat dan farmakoterapi menghantui kalangan profesional kesehatan di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
"'Keeping up to date' bukanlah sekadar slogan tapi merupakan prasyarat fundamental dalam implementasi Evidence Based Medicine (EBM)," kata dia.
Di samping memberikan sumbangsih yang besar bagi pengembangan keilmuan di bidang kedokteran, Iwan juga berperan dalam pengembangan UGM melalui kiprahnya sebagai pimpinan di tingkat fakultas dan universitas, salah satunya sebagai wakil rektor pada periode kepemimpinan sebelumnya.
Selama menjabat sebagai wakil rektor, almarhum memberikan terobosan-terobosan baru khususnya untuk peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran di UGM.
"Bagi UGM, sumbangsih beliau begitu besar baik bagi pengembangan universitas dengan aktifnya beliau sebagai pimpinan fakultas dan universitas selama bertahun-tahun. Selama hidupnya Prof. Iwan Dwiprahasto kita kenal sebagai sosok yang santun, selalu berbicara lemah lembut, disiplin, dan solutif dalam menghadapi berbagai persoalan," kata Panut.
Diberitakan sebelumnya, Guru Besar Farmakologi UGM Prof Iwan Dwiprahasto yang dinyatakan positif COVID-19 meninggal dunia pada Selasa (24/3) di RSUP Dr Sardjito pukul 00.04 WIB. Jenazah Iwan kemudian dimakamkan di pemakaman keluarga besar UGM Sawitsari, Condongcatur, Depok, Sleman.
Almarhum sebelumnya diumumkan positif COVID-19 pada Rabu (18/3). Atas izin keluarga, UGM kemudian membuka identitas Iwan kepada publik.
Dia dirujuk ke RSUP Dr Sardjito karena mengalami demam dan sesak napas pada Minggu (15/3) malam. Prof Iwan merupakan pasien kedua di DIY yang dinyatakan positif COVID-19. (*)
Rektor UGM: Prof Iwan banyak sumbangkan pemikiran bidang Farmakologi
Selasa, 24 Maret 2020 13:23 WIB