Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, secara resmi memutuskan untuk mengalihkan kegiatan belajar mengajar semua pelajar di rumah masing-masing (libur) terhitung sejak 16 hingga 28 Maret 2020, sebagai upaya pencegahan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Keputusan pengalihan kegiatan belajar mengajar di rumah ini, disampaikan pada rapat koordinasi peningkatan kewaspadaan dini virus corona oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan lintas elemen di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Minggu malam.
"Kita harus semaksimal mungkin melindungi warga. Namun satu hal yang harus dicatat, ini bukan liburan, tapi belajarnya dialihkan dari sekolah ke rumah masing-masing. Jadi, jangan setelah kebijakan ini, malah anak-anak diajak liburan oleh keluarganya. Tetap tinggal dan belajar di rumah," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Pengalihan belajar di sekolah ke rumah, katanya, meliputi KB, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK. Terkait SMA/SMK sesuai keputusan Gubernur Jatim yang merupakan pihak yang berwenang mengelola SMA/SMK. Adapun RA/MI/MTs/MA sesuai koordinasi dengan Kementerian Agama.
"Ini adalah bagian dari membikin jarak sosial (social distancing), dengan membatasi interaksi dengan orang lain, apalagi dalam skala yang masif seperti para pelajar yang jumlahnya ratusan ribu. Ini penting bukan hanya untuk melindungi diri sendiri, tapi menyelamatkan orang lain," ucapnya.
Azwar Anas mengatakan bahwa untuk pembelajaran di rumah, pelajar bisa mengakses situs (belajar.kemdikbud.go.id) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, atau bisa mengakses seluruh fitur bimbingan belajar secara daring (bimbel online) @ruangguru secara gratis.
"Sejak kemarin saya sudah komunikasi dengan CEO Ruangguru, Belva Syah Devara. Akan ada live teaching setiap hari berbagai mata pelajaran SD-SMA, semuanya gratis. Ini juga sudah saya koordinasikan ke kabupaten-kabupaten lain yang mengalihkan pembelajaran ke rumah, dalam kapasitas kami sebagai pengurus Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi)," kata Ketua Apkasi itu.
Bupati Anas kembali mengemukakan, akan terus memantau kebijakan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat terkait hal itu. "Dalam situasi ini, mari terus saling bantu, saling mendoakan agar situasi ini segera berlalu," tuturnya.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Suratno mengatakan, pihaknya juga membatasi kegiatan-kegiatan pelajar yang bersifat kerumunan.
"Lomba-lomba sekolah, antarsekolah dan keilmuan juga ditunda. Belajar di luar kelas, studi wisata, semuanya kami tunda dan batalkan. Kami berpesan agar orang tua mengawasi putera-puterinya masing-masing," ujarnya.
Berdasarkan hasil rapat koordinasi lintas elemen itu, Pemkab Banyuwangi juga memutuskan menutup destinasi wisata, dihapusnya jam besuk di RSUD Blambangan, penyiapan rumah sakit swasta untuk menambah ruang isolasi yang telah dimiliki RSUD Blambangan, memastikan kelengkapan fasilitas cuti tangan pakai sabun di berbagai ruang pelayanan publik, penyiapan layanan 112 untuk pusat informasi COVID-19 hingga sosialisasi masif gaya hidup sehat. (*)