Trenggalek (ANTARA) - Madrasah Aliyah Nurul Ulum di Desa Munjungan, Trenggalek, terpaksa meliburkan siswa dan guru setempat dari kegiatan belajar-mengajar (KBM) karena seluruh bangunan kelas di sekolah tersebut terendam banjir hingga ketinggian 1-1, 5 meter.
Staf MA Nurul Ulum, Mansur Arif, Jumat mengatakan, air banjir mulai merendam lingkungan sekolah pada Jumat, pukul 02.00 WIB usai tembok sekolahan bagian samping jebol.
Bencana itu terjadi usai daerah sekitar dilanda hujan sejak Kamis (18/4) pukul 17.00 WIB hingga pukul 23.30 WIB.
Banjir itu disebut banjir paling besar. Saking besarnya, tembok sepanjang 30 meter jebol. Kondisi itu membuat air dengan derasnya masuk ke lingkungan sekolah dan merusak fasilitas yang ada.
Sekitar pukul 02.30 WIB air mulai surut karena air yang masuk ke lingkungan sekolah itu langsung mengalir ke sungai. "Air luapan dari sungai tengah masuk ke sekolahan," katanya.
Banjir yang menggenangi hampir seluruh ruangan sekolah menyebabkan alat-alat yang ada di dalamnya ikut terendam dan diprediksi mengalami kerusakan, seperti komputer di ruang guru hingga ruang kelas. Berkas-berkas di meja guru maupun di lemari dokumen juga terlibat berantakan.
Belum diketahui berapa taksir kerugian kerusakan akibat bencana itu.
"Semua peralatan sekolah terendam banjir seperti, ruang komputer, ruang perpustakaan dan ruang kelas," imbuhnya.
Akibat peristiwa itu, sekolah meliburkan aktivitas kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Sebab baik guru, tenaga pendidik maupun petugas gabungan masih sibuk membersihkan sisa lumpur dan memperbaiki dampak kerusakan akibat banjir yang terjadi di beberapa titik itu.
"Hari ini kita membersihkan sisa lumpur dengan peralatan dan tenaga seadanya," katanya.
Dari keterangan pihak sekolah, rencananya aktivitas pembelajaran di sekolah dimulai pada Senin (22/4). Pihak sekolah masih akan melakukan pembersihan sisa-sisa material pada Sabtu (20/4).
Merujuk data terbaru BPBD Trenggalek, bencana banjir dan longsor terjadi di 15 desa dari tujuh kecamatan. Data sebelumnya terkonfirmasi ada 11 desa terdampak banjir-longsor.
Total ada delapan rumah warga rusak, beserta sebuah masjid, serta kerusakan-kerusakan lainnya. Empat rumah warga dan sebuah masjid di Desa Munjungan rusak terdampak banjir, empat rumah lainnya rusak tertimpa longsor di Desa Sumurup Kecamatan Bendungan.
BPBD Trenggalek mengonfirmasi tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa itu.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Agoes Setiono mengatakan, belum menerima adanya laporan kerusakan fasilitas pendidikan tingkat sekolah dasar hingga menengah pertama yang jadi wewenang Kabupaten Trenggalek.
Kendati begitu, pihaknya menyebut aktivitas pembelajaran sempat terkendala karena proses pembersihan material.