Kediri (ANTARA) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Kediri, Jawa Timur, menaikkan nilai tenun ikat dari berupa kain dengan menjadikannya busana, sehingga harganya bisa jauh lebih mahal.
"Kami berkesempatan untuk ambil bagian dan mengenakan busana berbahan tenun ikat di atas catwalk," kata Ketua Dekranasda Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar di Kediri, Kamis.
Ia juga ikut dalam peragaan busana yang digelar bertepatan dengan HUT Ke-40, Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bekerjasama dengan Dekranasda Provinsi Jawa Timur.
Dalam kegiatan itu diselenggarakan pameran batik bordir dan aksesoris fair 2020 dan gelar kriya Dekranasda Jatim 2020. Kegiatan tersebut digelar secara bersamaan pada 4 - 8 Maret 2020 di Grand City Mall & Convex, Surabaya.
Bunda Fey, sapaan akrabnya mengatakan sangat senang ikut dalam kegiatan tersebut. Bahkan, berhasil menjadi juara harapan III lomba peragaan busana batik dalam acara itu. Lomba peragaan busana batik tersebut mengambil tema "Membumikan batik Jawa Timur melalui upaya pemberdayaan generasi muda perajin batik".
Ia juga senang karena Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak juga memberikan apresiasi atas tenun ikat maupun batik dari Kediri saat mengunjungi stan Kota Kediri.
Pihaknya intensif mengenalkan tenun ikat di kota Kediri. Dengan menjadikannya tenun ikat menjadi baju, tentunya bisa menaikkan harga.
Dekranasda Kota Kediri menampilkan produk-produk unggulan dari Kota Kediri. Kota Kediri juga memboyong satu set alat tenun bukan mesin (ATBM) untuk mengedukasi pengunjung pameran tentang proses kreatif dibalik tenun ikat Kediri.
Ketua Dekranasda Provinsi Jatim Arumi Bachsin Emil Dardak menjelaskan pameran tersebut menjadi salah satu bentuk fasilitasi para perajin yang tergabung dalam dekranasda kabupaten/kota, utamanya untuk mengetahui potensi-potensi dan keunikan kerajinan yang dimiliki masing-masing daerah.
"Di pameran ini para pengrajin bisa saling silaturahmi dan bertatap muka, sehingga perajin daerah tersebut bisa saling compare potensi antara satu sama lain," kata Arumi.
Selain bidang promosi dan pemasaran, Dekranasda Provinsi Jawa Timur juga fokus pada peningkatan kualitas SDM, peningkatan kualitas produk dan fasilitasi sertifikasi. Salah satunya hak atas kekayaan intelektual (HAKI) bagi pengrajin Jawa Timur bersinergi dengan Pemprov Jatim.
"Ke depannya saya harap Dekranasda Provinsi Jawa Timur bisa terus bersinergi dengan Dekranas dan Dekranasda kabupaten atau kota sehingga bisa menjadi salah satu pilar bagi perekonomian daerah, sehingga, akan bisa semakin meningkatkan kesejahteraan para perajin," kata Arumi.
Arumi juga meminta pengrajin agar tidak putus asa dan terus berinovasi menghasilkan produk yang berkualitas dalam menghadapi pasar bebas.
Selain itu, ia juga tetap meminta agar perajin mengedepankan karakter budaya lokal dengan harga yang lebih kompetitif. Dengan demikian, para pengrajin akan mampu berdaya saing baik di tingkat nasional maupun regional.
"Nilai perdagangan antarpulau Jawa senantiasa menunjukkan nilai yang surplus. Ini membuktikan bahwa produk kita mempunyai daya saing dan perlu diperkuat sehingga bisa menguasai pasar dalam negeri," kata Arumi.