Surabaya (ANTARA) - Kampung-kampung di Kota Surabaya mendeklarasikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Kota Surabaya Eri Cahyadi sebagai bakal calon wali kota Surabaya karena dinilai sukses dalam pembangunan kampung dan pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
"Surabaya harus tetap maju, kalau bisa semakin maju. Pemimpinnya juga harus punya pikiran yang maju. Jangan sampai pembangunan Surabaya berhenti hanya gara-gara ada calon yang tidak sevisi dengan bu Risma. Yang paling pas ya Pak Eri Cahyadi," kata Relawan Eri Cahyadi area Sambikerep, Suliono di Surabaya, Senin.
Diketahui gerakan warga Surabaya mendorong agar Eri Cahyadi maju sebagai bakal calon wali kota (bacawali) semakin gencar. Bahkan, dalam sepekan ini saja rata-rata dua kampung deklarasi dalam sehari. Total, sepanjang dua pekan terakhir ada 14 kelurahan mendukung calon yang disebut-sebut mendapat restu dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tersebut.
Kelurahan tersebut adalah Keputran, Babat Jerawat, Gundih, Bubutan, Simomulyo, Simolawang, Sidodadi, Simokerto, Kapasan, Tambakrejo, Bangkingan, Sawahan, Kapasan, dan Margorejo. Bahkan, dalam sehari, Sabtu (7/2) dua kelurahan menggelar deklarasi yakni kampung Sidoyoso Wetan di Kelurahan Sidodadi dan Kelurahan Bangkingan.
Menurut Suliono, kampung-kampung yang mendeklarasikan dukungan kepada Eri Cahyadi terus bertambah dan wilayah pendukung juga semakin variatif. Jika sebelumnya lebih banyak di Surabaya Pusat dan Selatan, maka kali ini datang dari Surabaya Timur.
Puluhan warga Sambikerep sebelumnya mendeklarasikan dukungannya untuk birokrat yang dikenal dekat dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini itu di Balai RW Jalan Sambikerep 12 A pada Minggu (9/2). Mereka membawa spanduk bertuliskan "Milih Cak Eri Bukan Demi Kemenangan, Tapi untuk Meneruskan Kebaikan".
Suliono mengatakan Surabaya butuh pemimpin yang berpikiran maju. Eri yang selama ini banyak membantu program Wali Kota Risma dinilai cocok jadi wali kota berikutnya.
Selain itu, lanjut dia, Eri dinilai sudah banyak bekerja dalam membangun Kota Surabaya. Suliono menganggap jasa Eri bisa jadi lebih besar lagi saat dirinya menjabat wali kota, seperti program Surabaya Smart City (SSC) beberapa bulan lalu.
Program tersebut memang mendorong agar kampung punya produk yang bernilai ekonomi. Secara tidak langsung, kampung didorong untuk memiliki UMKM yang lahir dan dihidupkan oleh warga kampung.
Untuk itu, kata dia, tak heran program tersebut membuat usaha berbasis kampung seperti kokodama, kampung mangga, kampung rosella, hingga kampung markisa mendapat sorotan media yang besar.
Selain itu, kata Suliono, Eri Cahyadi bekerja keras agar produk-produk UMKM bisa diserap oleh industri di Surabaya, salah satunya adalah industri hospitality yang membutuhkan suplai produk kuliner dan sandal.
"Kebutuhan suplai yang besar itu harus bisa disuplai oleh UKM-UKM warga Surabaya," katanya.
UMKM, kata Suliono, memang perlu dibantu jaringan pemasarannya sebab warga sebenarnya sudah bisa memproduksi dengan standar industri. "Pak Eri punya ritme kerja yang sama seperti Bu Risma. UMKM terus didorong maju. Perekonomian warga pun kian meningkat. Saya rasa tak ada lagi selain Eri yang bisa meneruskan kebaikan Bu Risma," katanya. (*)