Bangkalan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur berupaya menekan kasus kekerdilan pada anak di wilayah itu dengan mengefektifkan program pos pelayanan terpadu (posyandu).
"Langkah ini kami lakukan, karena angka balita kerdil di Bangkalan ini banyak," kata Ketua Tim Penggerak Program Kesehatan Keluarga (PKK) Bangkalan Zainab Zuraida Abd Latif di Bangkalan, Senin.
Ia menjelaskan jumlah balita Bangkalan yang mengalami kekerdilan masih tinggi, meski dalam dua tahun terakhir ini mulai menurun.
Menurut Zainab, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, pada tahun 2018 jumlah anak yang mengalami kasus kekerdilan di Bangkalan sebanyak 3.153 orang dan pada 2019 menurun menjadi 2.718 orang.
"Sudah ada penurunan, tapi jumlah ribuan ini masih banyak," katanya.
Oleh karenanya, sambung dia, pihaknya menggerakkan kegiatan posyandu, untuk menekan kasus kekerdilan di Bangkalan itu.
Menurut Zainab, kasus kekerdilan yang terjadi di Bangkalan bukan karena kemiskinan, akan tetapi karena faktor wawasan dan pengetahuan keluarga.
"Nah, kader-kader posyandu ini kami gerakkan untuk membantu memberikan penyuluhan, di samping pentingnya gerakan secara bersama-sama oleh lintas sektor," kata Zainab.
Istri Bupati Bangkalan lebih lanjut menjelaskan monitoring oleh instansi dinas terkait perlu digencarkan, sehingga upaya yang akan dan telah dilakukan oleh para kader posyandu membuahkan hasil positif.
Pemkab Bangkalan efektifkan posyandu untuk tekan kasus kekerdilan anak
Senin, 27 Januari 2020 19:38 WIB