Surabaya (ANTARA) - Analis mengungkap turunnya saham Bangkok Bank Public Company Limited di angka 4,44 persen pada perdagangan hari Kamis, 12 Desember, sebagai reaksi dari para investor setelah mengakuisisi PT Bank Permata Tbk.
Anjloknya saham Bangkok Bank yang ditutup di angka 161,50 Bath itu tercatat sebagai penurunan terbesar sejak April 2018.
Analis Citigroup Kritapas Siripassorn dan Robert Kong melalui rilis yang diterima wartawan di Surabaya, pada Jumat dini hari, menyebut turunnya harga saham Bangkok Bank merupakan cerminan kekhawatiran investor akan berkurangnya dividen pascatransaksi akuisisi dengan PT Bank Permata Tbk.
Bangkok Bank pada hari Kamis (12/12) menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat Standard Chartered dan PT Astra International Tbk untuk mengakuisisi total 89,12 persen kepemilikan sahamnya di PT Bank Permata Tbk.
Indonesia dengan prospek ekonomi yang mencapai 5 persen di tahun 2020 menjadi daya tertarik Bangkok Bank untuk mengakusisi PT Bank Permata Tbk.
Selain itu Bangkok Bank melihat Indonesia sebagai sasaran dari ekspansi pasar di kawasan regional yang prospektif karena rendahnya suku bunga perbankan di Thailand.
Namun Kristapas dan Robert menilai meskipun Bangkok Bank memiliki cukup modal untuk mengakusisi PT Bank Permata Tbk, yang tergolong sebagai bank kelas menengah, akan sulit mengelolanya, terlebih harus bersaing dengan sejumlah bank besar di Indonesia
Sebaliknya, pemberitaan akuisisi Bangkok Bank itu justru membuat saham PT Bank Permata Tbk naik dengan hampir menyentuh angka 5 persen di sesi perdagangan hari Kamis (12/12).