Jember (ANTARA) - Sedikitnya satu orang terluka dan puluhan rumah rusak akibat angin kencang atau puting beliung disertai hujan deras yang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu sore.
"Sedikitnya ada lima kecamatan yang diterjang puting beliung dan angin kencang, yakni Kecamatan Ledokombo, Kalisat, Mayang, Pakusari, dan Arjasa," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Heru Widagdo di Jember.
Baca juga: 60 rumah di Jember rusak diterjang angin kencang
Selain merusak puluhan rumah warga, lanjut dia, angin puting beliung juga merobohkan beberapa pohon besar hingga menimpa warung dan mushala, serta menyebabkan kabel milik Telkom dan PLN putus.
"Seorang warga bernama Wagiatin terluka karena warungnya tertimpa pohon saat angin puting beliung menerjang Desa Bedadung, Kecamatan Pakusari, sehingga korban langsung dilarikan ke Puskesmas Pakusari untuk mendapatkan perawatan intensif," tuturnya.
Baca juga: BMKG: Hujan lebat dan angin kencang masih akan terjadi di beberapa wilayah
Setelah mendapat informasi bencana puting beliung, Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana langsung menuju ke lokasi untuk melakukan assesment, kemudian memotong pohon tumbang baik yang melintang di jalan maupun yang menimpa rumah warga setempat.
Berdasarkan data BPBD Jember, jumlah rumah rusak, baik kategori ringan, sedang maupun berat, tersebar di Desa Sumberlesung dan Desa Karangpaiton di Kecamatan Ledokombo sebanyak tiga rumah, kemudian di Desa Ajung dan Gumuksari di Kecamatan Kalisat sebanyak lima rumah.
Desa Tegalwaru dan Tegalrejo di Kecamatan Mayang tercatat paling banyak yakni 57 rumah dan satu mushala mengalami kerusakan ringan, sedangkan di Desa Bedadung, Kecamatan Pakusari, tercatat satu warung mengalami kerusakan berat, di Desa/ Kecamatan Arjasa terdapat 19 rumah rusak.
"Total ada 80 rumah yang rusak ringan, dua rumah rusak sedang, dan tiga rumah mengalami kerusakan berat. Namun, TRC PB Jember masih terus melakukan pendataan, sehingga kemungkinan jumlah rumah yang terdampak angin puting beliung masih bisa bertambah," imbuh Heru Widagdo.