Jakarta (ANTARA) - Jinten hitam (Black Cumin, Nigella sativa), kelompok imunostimulan fitogenik yang membantu membentuk dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Herbal yang diketahui lama, sejak tiga ribu tahun Sebelum Masehi ini telah dipergunakan sebagai terapi alami di banyak negara, termasuk Indonesia.
Habitat asli keluarga Ranunculaceae ini berasal dari kawasan Mediterania dan Timur Tengah. Tinggi pohonnya 20-50 cm. Jinten hitam memiliki rasa pedas mirip dengan lada. Adapun biji jinten hitam amat kecil, panjangnya hanya 1-2 mm.
Jinten hitam (temu ireng) mengandung sedikitnya sembilan asam amino esensial, arginine, serat kasar, protein, besi, kalsium, magnesium, niasin, potasium, selenium, seng, minyak atsiri dari minyak volatile (mudah menguap), interferon, Omega 3, Omega 6, Omega 9, sapion (mirip kortikosteroid), saponin (antiracun), sterol (sebagai sintesa dan bioaktivitas hormon), Nigellone.
Jinten hitam juga mengandung multivitamin, seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin C, dan vitamin E.
Biji N. sativa kaya akan nutrisi dengan kandungan 32 persen karbohidrat, 22 persen protein (40–200 kDa), dan 38–40 persen lemak (lipid alamiah, glikolipid, fosfolipid). Selain itu, biji jinten hitam mengandung alkaloid, minyak fixed (> 30 persen), minyak volatile (0,40-0,45 persen w/w).
Minyak volatile ini mengandung 18,4-24 persen thymoquinone dan sekitar 46 persen dari banyak monoterpenes seperti p-cymene dan alfa-pinene. Selain itu, juga terdapat zat-zat yang aktif secara farmakologis seperti alphahedrin, carvacrol, dithymoquinone, nigellidine, nigellicine-N-oxide, thymoquinone, thymol.
Banyaknya kandungan senyawa kimiawi di dalam biji jinten hitam ini memang salah satu hal yang menjadikan jinten hitam memiliki banyak sekali khasiat di dunia pengobatan.
Menurut Ramadan MF dan Moersel JT (2002), biji jinten hitam mengandung lebih dari seratus senyawa kimiawi yang bersifat terapeutik. Misalnya, pelbagai asam organik, asam lemak, asam amino, asam Arabic, alkaloid, tanin, resin, glukosida toksik, saponin glikosidal, moisture, abu melanthigenin, melanthin resembling helleborin, dan sebagainya.
Khasiat
Jinten hitam memiliki beragam efek terapeutik, seperti antibakteri (terutama Vibrio cholera dan Escherichia coli), antioksidan, antiperadangan, antikanker, antitumor, antihistamin (mengobati alergi debu, serbuk, asma bronkial, dsb), aktivitas antibakteri melawan bakteri positif dan negatif gram, bronchodilator (melebarkan saluran nafas), diuretic (peluruh kencing), hypotensive (penurun tekanan darah), efek protektif terhadap ischemia reperfusion injury di berbagai organ tubuh, immunopotentiating activities (sistem kekebalan tubuh), menghambat produksi aflatoxin (jamur penyebab kanker yang biasa dijumpai di tempe dan kacang tanah), antikonvulsan (terutama pada kasus kejang atau seizures yang diinduksi oleh PTZ, pentylenetetrazole).
Menurut Onifade AA, dkk (2013), jinten hitam berpotensi sebagai agen terapeutik yang secara efektif mengendalikan infeksi HIV. Hal ini telah terbukti pada pasien HIV dewasa yang mengalami pemulihan sempurna dan sero-reversion setelah terapi dengan Nigella sativa concoction 10 ml, dua kali sehari, selama enam bulan. Efek samping dan efektivitas obat dievaluasi setiap hari.
Thymoquinone, unsur pokok jinten hitam, merupakan quinine yang aktif secara farmakologis, yang memiliki efek analgesic (pereda nyeri), antiradang, antitumor. Ekstrak alkoholik jinten hitam menunjukkan aktivitas sitotoksik dan dijumpai efektif melawan kanker oral, menghambat sel-sel kanker dan perkembangan sel-sel endotel secara in vitro.
Diketahui pula bahwa thymoquinone merupakan antioksidan yang mencegah terjadinya membrane lipid peroxidation di berbagai jaringan. Mekanismenya berkaitan dengan penghambatan generasi eicosanoid, bernama thromboxane B2 dan leucotrienes B4 (dengan menghambat enzim cyclooxygenase dan 5-lipooxygenase, berturut-turut), dan membrane lipid peroxidation.
Menurut riset, thymoquinone mencegah cedera oksidatif di berbagai studi in vivo dan in vitro pada hewan coba. Sedangkan pada kelinci yang menderita diabetes, jinten hitam dapat menurunkan konsentrasi glukosa dan detak jantung. Nigellone berfungsi melebarkan saluran pernapasan dan mencegah kejang otot.
Jinten hitam secara signifikan mampu mencegah hepatotoxicity (keracunan hati) dan mungkin memiliki efek protektif terhadap keracunan ginjal akibat zat kimia atau penyakit.
Kandungan asam lemak tak jenuh pada jinten hitam mampu mengaktivasi enzim yang terlibat saat proses sintesis hormon testosteron, yakni enzim 17-beta hydroxysteroid dehydrogenase. Enzim ini juga berperan penting dalam proses pembentukan sperma (spermatogenesis).
Di dalam kitab Shahih Bukhari-Muslim, Rasulullah SAW menyatakan bahwa jinten hitam merupakan penawar semua penyakit, kecuali kematian. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan bila jinten hitam disebut sebagai "Sang Penakluk Penyakit".
Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah, dalam “Thibbun Nabawi”, jinten hitam (syuwainiz) berkhasiat untuk: mengobati segala jenis penyakit dingin, menyembuhkan pilek, panas, atau demam yang disertai batuk berdahak, ambeien (wasir), botak, kusta, panu, rabies (penyakit anjing gila), penghancur batu ginjal dan batu di saluran kencing, memperlancar ASI, menstruasi serta air seni, membunuh bakteri, mengeluarkan cacing.
Bila dibakar, asap jinten hitam dapat mengusir serangga. Bila disangrai, ditumbuk halus, lalu dicampur minyak zaitun, diteteskan di lubang hidung 3-4 x akan mengatasi pilek yang disertai bersin-bersin.
Sedangkan minyak jinten hitam berkhasiat sebagai analgesik, antipiretik (pereda demam), antineoplastic (antikanker), anti-inflammatory (antiradang), antimikroba, menghilangkan ketombe, pusing, meningkatkan produksi ASI.
Sebagai pereda sakit gigi, masaklah dengan cuka lalu gunakan untuk berkumur-kumur. Untuk mengobati sesak nafas, minumlah sesendok dicampur air. Sebagai gurah dapat mengobati influenza, facial paralysis (kelumpuhan di wajah).
Untuk mempercepat penyembuhan rematik dan alergi, minumlah satu sendok teh minyak jinten hitam 2-3 kali per hari. Ekstraksi minyak jinten hitam dilakukan dengan menggunakan teknik modern hydro distillation. Adapun komposisi minyak dianalisis menggunakan High Performance Liquid Chromatography.
Menurut Complementary and Alternative Medicine, termasuk kedokteran herbal, jinten hitam berkhasiat sebagai bioregulator, nutrisi otak yang meningkatkan daya ingat dan konsentrasi, mempertahankan diri dari perubahan cuaca, musim, dan lingkungan, menjaga kelembaban, kehalusan, keremajaan kulit, menunda penuaan dini dan kepikunan, makanan dan nutrisi pelengkap pada balita, ibu hamil, dan lansia, memperbaiki saluran pencernaan, mencegah tumor, mengatasi kelelahan, kurang semangat, neurodermatitis (penyakit kulit), gangguan tidur, jerawat, gejala influenza, menghilangkan stres, penetral dan pembersih racun dalam tubuh.
Dosis
Secara umum, sebaiknya jinten hitam dikonsumsi dalam keadaan perut kosong, minimal 30 menit sebelum makan atau 2 jam seusai makan bagi penderita maag. Untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, cukup 1 gram jinten hitam, setiap hari selama sebulan.
Untuk meredakan batuk berkepanjangan yang disertai rasa gatal di tenggorokan, bisa diobati dengan minyak jinten hitam sebanyak satu sendok teh (sekitar 5 ml), diberi campuran satu gelas kopi, diberikan pagi dan malam (2 x sehari), selama dua hari.
Untuk gatal-gatal akibat alergi dingin dapat diberi 2 kapsul (berisi minyak jinten hitam), pagi-malam, selama 3-5 hari. Untuk menjaga stamina tubuh, cukup dua sendok dikonsumsi rutin setiap hari.
Setelah mengkonsumsi jinten hitam, pada beberapa orang akan muncul beberapa reaksi tubuh, seolah penyakit kembali kambuh, sebagai tanda pembuangan racun tubuh. Ini hanya berlangsung 2-3 hari. Solusinya cukup memperbanyak minum air putih dan turunkan dosis.
Melihat potensinya, jinten hitam berpeluang dikembangkan menjadi obat pencegah kanker, antivirus, penakluk HIV-AIDS, sekaligus pelbagai penyakit lainnya. Masya Allah. Berminat mencoba dan mengembangkan? Silakan.
*) dr Dito Anurogo MSc adalah dosen FKIK Unismuh Makassar, instruktur literasi baca-tulis tingkat nasional 2019, Director networking IMA Makassar, pengurus Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI), dokter literasi digital, penulis puluhan buku, kepala LP3AI ADPERTISI, anggota Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4), pengurus APKKM, pegiat Forum Lingkar Pena (FLP), Dewan Penasihat dan Pembina Sci.id dan Menusa, penggagas Indonesia Menulis (Writenesia)
Jinten hitam, sang penakluk penyakit
Senin, 2 Desember 2019 9:51 WIB