Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI mempercayakan implementasi program Pendampingan Lesson Study for Learning Community (LSLC) di sejumlah SMP di wilayah Malang raya, Jawa Timur kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama Universitas Negeri Malang (UM).
Pendampingan LSLC merupakan program yang dibidani Ninik Purwaning Setyarini, Kasubdit Kurikulum Direktorat PSMP Kemendikbud RI dan tIm kerja yang berasal dari staf direktorat serta 24 dosen alumni STOLS Jepang dari berbagai perguruan tinggi.
"Konsistensi kami dalam pembinaan LSLC di sekolah se-Malang raya selama lebih dari 7 tahun menjadikan FKIP UMM mendapatkan kepercayaan sebagai konsultan sekaligus pendamping sekolah untuk implementasi LSLC ini," kata penanggungjawab LSLC, Nurwdodo di Malang, Rabu.
Menurut dosen Pendidikan Biologi UMM itu, implementasi LSLC akan dimulai dengan kegiatan workshop, open plan, open class, refleksi dan penyusunan RTL.
Sementara itu, lanjutnya, tumbuh dan berkembangnya budaya belajar mandiri merupakan karakter dan kompetensi yang diperlukan untuk mengarungi dan memenangkan hidup pada abad 21 yang semakin desruptif.
Dan, lanjut Nurwidodo, semangat mengimplementasikan kurikulum 2013 cukup relevan dengan program LSLC yang sudah dilakukan UMM di beberapa SMP di Malang raya.
Program LSLC ini bersinergi dengan pembinaan profesi, penjaminan mutu internal dan penguatan inovasi pembelajaran di sekolah dalam menjawab tantangan pembelajaran abad 21.
Melalui program LSLC tersebut, 64 SMP yang tersebar di 8 Zona (Padang, Bengkulu, Bogor, Jogja, Gresik, Malang, Kediri, dan Lombok) akan melakukan lokakarya, open plan, open class dan refleksi pembelajaran mulai bulan November 2019.
Semangat menggalakkan kembali Lesson Study (LS) yang sudah berkembang menjadi Lesson Study for Learning Community ini didorong oleh keinginan pemerintah untuk membangun budaya belajar secara mandiri, baik pada guru maupun siswa.
Program pendampingan LSLC berbasis zonasi ini, untuk zona Malang raya yang ditunjuk sebagai implementor adalah sejumlah SMP di Kota Wisata Batu. Tim konsultan LSLC di Zona Malang digawangi oleh tim LSLC FKIP UMM ditambah dari UM.
Team LSLC FKIP UMM terpilih sebagai pendamping sekolah tidak dapat dilepaskan dari reputasi tim FKIP yang telah melakukan inisiasi LSLC di Malang raya sejak tahun 2012.
Tim LSLC FKIP juga telah mendampingi implementasi LSLC di sekolah, bahkan mempromosikan karya tulis guru berbasis LSLC sampai publikasi tereputasi.
"Konsistensi UMM dalam pembinaan LSLC di sekolah se-Malang raya lebih dari 7 tahun ini lah yang menjadikan kami mendapatkan kepercayaan sebagai konsultan sekaligus pendamping sekolah dalam mengimplementasikan LSLC ini," tuturnya.
Pada 13-15 November 2019, di zona Malang akan melaksanakan kegiatan lokakarya, open plan, open class dan refleksi pembelajaran dan menghadirkan SMPM 8 untuk melaksanakan open lesson dan akan dihadiri oleh 55 orang observer yang berasal dari Direktorat PSMP, LPMP Jatim, Dinas Pendidikan Kota Malang, serta beberapa Kepala Sekolah dan Guru Mapel.
"Program pendampingan LSLC ini dikembangkan di atas landasan filsafat sekolah sebagai taman terbuka, sekolah sebagai tempat penyemai keunggulan dan sekolah sebagai pelayan hak hak anak. Ujung ujungnya program ini didedikasikan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di SMP," papar Nurwidodo.
Pendampingan LSLC yang telah memilih beberapa SMP sebagai piloting di Zona Malang bersinergi dengan penjaminan mutu internal (SPMI) pada aspek pembelajaran dan pembinaan profesi guru (double helix) di sekolah.
"Sudah cukup lama program ini kita impikan dan kini pemerintah telah memberikan dukungan sangat signifikan," ujarnya.