Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menggelar pengajian dengan melibatkan seluruh aparatur sipil negara (ASN) di kota ini, dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 Hijriah/2019 Masehi dengan mengundang kiai kondang Kiai Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah.
Wakil Wali Kota Kediri Lilik Muhibbah mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Ia juga mengatakan, Rasulullah SAW bukan hanya pemimpin yang hebat namun juga hamba Allah dan kekasih Allah yang taat dalam beribadah.
"Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dilaksanakan lebih awal karena cinta dengan Nabi Muhammad SAW," katanya dalam acara yang digelar di Balai Kota Kediri, Senin.
Ia menambahkan untuk meniru Nabi Muhammad SAW secara keseluruhan memang tidak mudah. Namun, kemuliaan akhlak Nabi Muhammad SAW dapat ditiru oleh semua orang. Seperti sabda Rasulullah SAW bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia.
"Jadi apabila kita belum bisa meniru beliau secara keseluruhan setidaknya kita berupaya menjadi orang yang bermanfaat. Untuk itu saya ingin bapak/ibu semua untuk tidak bosan mengajak anak-anak shalat berjamaah dan mengikuti semua kegiatan masjid. Karena saya yakin masjid dan mushala adalah tempat terbaik untuk membentuk anak," kata Ning Lik, sapaan akrabnya.
Ning Lik juga berharap kegiatan ini menjadi momen untuk introspeksi dalam keseriusan mengikuti jejak langkah Rasulullah SAW dalam segala hal. Selain menambah ilmu, kegiatan ini juga diharapkan bisa menambah keimanan.
"Saya ucapkan terima kasih atas kehadiran bapak/ibu semua, Insya Allah niat kita ikhlas karena kita hadir dalam majelis ini. Kita datang dengan niat yang sama yakni membangun Ukhuwah Islamiah yang menyemarakkan majelis ilmu," kata dia.
Sementara itu, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) KH Abubakar Abdul Jalil atau yang akrab disapa Gus Ab mengatakan kegiatan ini tentunya memberikan pelajaran besar tentang Islam. Dalam pengajian banyak disampaikan tentang bahaya radikalisme.
"Ini tentunya positif bahwa yang disampaikan banyak yang terpapar radikalisme. Beliau juga menceritakan sejarah Nabi Muhammad dan bagaimana Nabi dalam bertoleransi," kata dia.
Ia juga menambahkan, masyarakat diimbau untuk benar-benar memahami dan mau belajar dalam agama, memahami tentang Asbabun Nuzul yakni sebab-sebab turunnya ayat-ayat dalam Kitab Suci Al-Quran.
"Tentu pemahaman Islam harus secara utuh, tidak sepotong-potong, sehingga yang disampaikan dalam sejarah Islam dipahami. Asbabun Nuzul harus paham," kata Gus Ab.
Kegiatan pengajian ini dihadiri kiai kondang, Gus Miftah yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta. Selain itu, hadir pula Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Kediri Nekky Budwi Sunu, perwakilan TP PKK, dan Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kota Kediri. (*)