Surabaya (ANTARA) - DPW Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN) Jawa Timur mendukung sosok anak muda bisa maju sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya pada Pilkada Surabaya 2020.
"Diperkirakan pemilih pemula mencapai 40 persen di Surabaya. Sehingga tepat jika pasangan bakal cawali-cawawali Surabaya dari kalangan milenial (anak muda)," kata Sekretaris DPW BM PAN Jatim Ahmad Sulton di Surabaya, Minggu.
Menurut dia, hal itu telah terbukti di Pilkada Jatim 2018 dengan terpilihnya pasangan Khofifah-Emil Dardak, di mana posisi Emil Dardak mewakili kaum muda di Jawa Timur.
Salah satu pasangan muda yang mulai meramaikan bursa Pilkada Surabaya 2020 adalah dua legislator muda dari Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional, Arif Fathoni dan Juliana Eva Wati.
"Harapan kita pasangan Toni-Jeje bisa mengulang kesuksesan seperti di Pilkada Jatim. Pasangan muda yang memiliki visi dan misi serta harapan untuk Surabaya lebih baik," kata Sekretaris POK DPW PAN Jatim ini.
Pasangan Toni-Jeje menjadi ramai perbincangan di kalangan anak muda di Surabaya. Keduanya dianggap menjadi representasi kalangan anak muda. Bahkan tidak tanggung-tanggung Kaukus Muda Surabaya memasang baliho di sejumlah titik di Kota Surabaya seperti di Jalan Indrapura, Ngagel, Kartini, Jemursari dan lainnya.
Arif Fathoni atau kerap dipanggil Toni merupakan alumni Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya yang selain sebagai politikus di Partai Golkar juga sebagai advokat. Toni yang merupakan Wakil Ketua DPD Partai Golkar Surabaya diberikan kepercayaan sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Surabaya periode 2019-2024.
Sedangkan Juliana Eva Wati yang biasa dipanggil Jeje merupakan alumni Fakultas Hukum Universitas Airlangga (Unair) Surabaya kelahiran 1993. Sejak kuliah Jeje aktif di BEM Unair sehingga mengantarkan dirinya masuk PAN dan kini menjadi anggota DPRD Surabaya periode 2019-2024 paling muda. Jeje yang juga mantan Ning Surabaya 2013 ini menjadi idola anak muda Surabaya.
Pengamat politik dan peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam sebelumnya menilai semakin banyak yang maju akan kian kompetitif dan akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang selektif.
"Mas Toni dan Mbak Jeje ini legislator baru tentu sudah punya modal pileg untuk mendongkrak popularitas kendati harus diakui angkanya masih jauh dari ideal," katanya.
Posisi Toni dan Jeje sebagai kader partai bisa jadi akan punya akses-akses khusus jika mau menunjukkan keseriusannya. "Kalau saya berpendapat jika mereka berdua mau maju ikut meramaikan itu tidak haram dan bagus untuk dinamisasi Pilkada Surabaya," katanya.
Meski demikian, kata dia, harus realistis koalisi Golkar dan PAN juga tidak cukup masih butuh dukungan partai lain itu yang butuh kerja keras. "Menurut saya tidak haram dan jika serius mulai sekarang. Ini agar pemilih Surabaya bisa menangkap daya keseriusannya agar tidak dibilang coba-coba soalnya karakter pemilih Surabaya itu lugas," katanya.