Surabaya (ANTARA) - Kepolisian Daerah Jawa Timur menyatakan sedang menelusuri kebenaran adanya dugaan teror berupa pelemparan karung berisi ular di Asrama Mahasiswa Papua (AMP) di Jalan Kalasan Surabaya, Senin (9/9) dini hari.
Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan di Surabaya, Senin malam, mengatakan setelah mendengar adanya isu teror di asrama itu, pihaknya telah memerintahkan anggota untuk menelusuri kebenarannya. Namun, penghuni asrama tidak memperkenankan petugas kepolisian masuk.
"Kami berusaha untuk mengonfirmasi (kejadian itu) dengan berusaha berkomunikasi dengan pihak asrama. Namun, anggota tidak diperkenankan masuk untuk mengambil barang bukti dan memeriksa saksi," kata Luki.
Polisi berupaya memeriksa CCTV (kamera pengintai) untuk memastikan kebenaran dugaan teror tersebut. Polisi juga memeriksa warga setempat untuk mendapatkan keterangan dan bukti adanya dugaan teror.
"Kami melihat mereka juga mempunyai informasi-informasi, video, yang sangat cepat sekali terkait dengan pemberitaan yang ada. Kami berharap dengan aparat ada komunikasi tukar-menukar sehingga kami bisa proses sesuai prosedur. Jadi, bukan hanya pemberitaan-pemberitaan tidak jelas, sehingga beritanya tidak jelas dan membuat Jatim tidak aman," katanya.
Luki mengemukakan polisi kesulitan mengungkap adanya teror itu karena penghuni asrama belum juga membuat laporan ke polisi terkait adanya teror berupa pelemparan ular.
Selain itu, polisi juga belum dapat berkomunikasi dengan penghuni di Asrama Mahasiswa Papua, karena tidak diperkenankan masuk di asrama yang terletak di Jalan Kalasan itu.
Meski begitu, Kapolda menyatakan akan menggunakan perantara-perantara seperti tokoh-tokoh Papua, pendeta, atau Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk berkomunikasi dengan mahasiswa Papua.
"Kami sampai saat ini menyatakan bahwa itu hoaks. Karena belum bisa mengonfirmasi, belum bisa mengetahui dan kami meminta kalau itu memang ada laporan, kami akan proses. Seperti kasus kemarin yang tadinya provokasi, kami bisa ungkap semuanya dengan bukti-bukti yang kami dapat," ujarnya.
Sampai saat ini anggota kepolisian masih berjaga 24 jam untuk menjamin keselamatan penghuni Asrama Mahasiswa Papua.
"Anggota di sana menjaga keamanan warga sekitar, termasuk yang ada di asrama Kalasan. Jangan sampai ada pihak lain yang memanfaatkan situasi ini sehingga situasi semakin tidak kondusif," katanya.