Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 835 pelajar dan mahasiswa asal Papua yang belajar di luar Papua (daerah lain di Indonesia) eksodus pulang kampung ke Papua, karena termakan hasutan dan provokasi.
"Mahasiswa Papua yang belajar di seluruh daerah di Indonesia eksodus kembali ke Papua. Jumlahnya yang dilaporkan sekitar 835 orang. Ini akibat adanya provokasi dan informasi yang tidak benar," kata Menko Polhukam, Wiranto saat jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin.
Keluarga mahasiswa yang berada di Papua mendapatkan informasi kalau tetap belajar Pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi itu akan ada tekanan dan ancaman serta keselamatan tidak terjamin karena ada kemungkinan adanya balas dendam.
Baca juga: TNI siapkan Hercules angkut pelajar Papua
"Itu hoaks dan tidak benar. Mereka kemudian dibiayai orang tua masing-masing kembali ke Papua. Tapi, setelah mendapatkan informasi dari Panglima TNI dan kembali ke Jayapura ternyata tidak ada masalah apa-apa, mereka juga menyesal dan ingin belajar ke tempat belajarnya semula," kata Wiranto.
Keinginan mahasiswa Papua untuk kembali ke Bumi Cendrawasih lantaran juga mendapatkan imbauan dari Majelis Rakyat Papua (MRP) pada 21 Agustus lalu agar pelajar dan mahasiswa kembali ke Papua.
Baca juga: Polisi: Jangan terprovokasi dugaan teror di Asrama Mahasiswa Papua
Namun, lanjut Wiranto, pada 9 September ini MRP kembali mengeluarkan imbauan agar mahasiswa yang telah pulang ke Papua untuk melanjutkan studinya di daerah tempat belajarnya.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pun menjanjikan untuk menyiapkan dua pesawat angkut Hercules untuk mengangkut pelajar dan mahasiswa untuk kembali belajar ke daerah tempat belajarnya.
"Pemulangan kembali ke tempat studi sudah dirancang karena keinginan mereka sendiri untuk kembali dan MRP sudah mengeluarkan imbauan untuk kembali melanjutkan belajarnya. Hercules sudah siap di Papua tinggal tunggu saja," kata Wiranto.