Surabaya (ANTARA) - Jaringan kedai kopi berkonsep coffee to go dengan nama "Diskuupi" membidik pasar anak muda Surabaya, yang memiliki potensi cukup besar sebab konsumsi kopi di Indonesia masih rendah.
Founder dan CEO Diskuupi, Wardah Nafisah, dalam keterangan persnya di Surabaya, Rabu, mengatakan Diskuupi akan langsung hadir di tiga titik di Kota Pahlawan, yaitu kawasan Nginden Semolo, Tenggilis, dan Dharmawangsa.
"Titik pertama telah beroperasi di Nginden Semolo. Dua titik lainnya kami buka pekan depan. Sekarang proses finalisasi," ujar Wardah.
Wardah optimistis, Diskuupi menuai respons positif dari pasar Surabaya, sebab pasar penggemar kopi di Tanah Air masih mempunyai ruang besar untuk bertumbuh.
Saat ini, kata dia, konsumsi kopi per kapita di Indonesia masih rendah, hanya berkisar 1,5 kilogram per kapita/tahun. Sedangkan di negara lain seperti Jepang sudah 5 kilogram dan bahkan Filandia mencapai 12 kilogram per kapita/tahun.
”Padahal Indonesia termasuk negara produsen kopi terbesar dunia. Ada ruang pertumbuhan bisnis kopi yang masih sangat besar," katanya.
Wardah menjelaskan, konsep bisnis Diskuupi adalah kewirausahaan sosial. Ada misi sosial yang diusung seperti pemberdayaan petani dan menyebar valuepositif ke anak-anak muda.
Untuk memikat pasar Surabaya, kata dia, Diskuupi menghadirkan menu kopi orisinal dan berbagai variannya, seperti perpaduan kopi susu cokelat, kopi susu pisang, kopi susu kelapa, dan kopi susu matcha.
Sementara itu, Diskuupi adalah usaha yang digerakkan oleh dua perempuan muda, Wardah Nafisah dan Puteri Yulanda, sehingga menampik anggapan bahwa bisnis kopi selama ini didominasi cowok-cowok.
"Karena pada dasarnya kami suka kopi, lalu terpikir kenapa enggak sekalian ini dijadikan bisnis. Maka lahirlah Diskuupi," katanya.
Ke depan, Diskuupi juga bakal ekspansi ke sejumlah daerah, seperti Jakarta, Pasuruan, Madiun, Jember, Banyuwangi, Sidoarjo, Bandung, Malang, dan Bali.
”Kami targetkan hingga akhir tahun ini 10 gerai dibuka. Tahun depan bisa tambah lagi 30 gerai. Diskuupi mengincar segmen anak-anak muda dengan harga yang affordable. Semuanya kami lakukan by research. Mulai nama, menu, sampai harga, kami riset ke target pasar,” ujar Wardah.