"Kami berpartisipasi dalam kegiatan Kirab Merah Putih sebagai wujud rasa syukur atas perjuangan para pahlawan yang telah gugur di medan perang," kata Koordinator Parade Merah Putih DMI Jember Antok Eko Purwanto di Taman Makam Pahlawan Jember.
Ia berharap kemerdekaan kaum difabel dalam pemenuhan hak-hak dasar bisa terwujud nyata, sehingga tidak hanya sebatas undang-undang dan peraturan daerah saja, namun yang lebih penting adalah implementasinya di lapangan.
"Pada momentum Kirab Merah Putih, kami ingin sampaikan kepada masyarakat luas bahwa kemerdekaan difabel belum sepenuhnya diraih di Kabupaten Jember, sehingga kami akan terus berjuang untuk mewujudkan pemenuhan hak-hak dasar sebagai manusia Indonesia," katanya.
Antok juga mengimbau kepada masyarakat luas khususnya penyandang difabel Jember untuk meneladani perjuangan para pejuang bangsa Indonesia dengan mengisi pembangunan yang berkesetaraan dan inklusif.
"Beri kami kesempatan untuk membuktikan bahwa difabel mampu berbuat untuk bangsa dan kaum difabel juga tidak boleh berpangku tangan saja menunggu, sehingga harus berjuang," ucap alumni Fakultas Ekonomi Universitas Jember itu.
Sementara Ketua Persatuan Penyandang Cacat (Perpenca) Jember Moh Zaenuri Rofii mengapresiasi partisipasi difabel Jember untuk menunjukkan eksistensinya di tengah-tengah masyarakat yang masih cenderung apatis terhadap keberadaan difabel dalam kegitan Kirab Merah Putih.
"Saya berharap nilai-nilai perjuangan para pahlawan bisa menginspirasi dan memotivasi teman-teman disabilitas Jember untuk lebih lebih semangat memperjuangkan hak-haknya dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia," katanya.
Dalam Kirab Merah Putih Generasi Penerus Angkatan 45 Jember tersebut diikuti berbagai elemen yakni Paskibraka, Armed, Kodim, Polres, Satpol PP, Pramuka Universitas Jember, pelajar SMP Negeri 2 Jember, pelajar SMP Negeri 3 Jember, mahasiswa, dan berbagai elemen lainnya dengan membentangkan bendera raksasa yang dibawa peserta.
