Malang (ANTARA) - Pendakian ke Gunung Arjuno di Jawa Timur yang memiliki ketinggian 3.339 meter di atas permukaan laut (mdpl), kembali dibuka usai kebakaran hutan yang menghanguskan kurang lebih 350 hektare area hutan tersebut.
"Sudah dibuka sejak Jumat (8/8)," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo Ahmad Wahyudi, kepada ANTARA di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu.
Ia mengatakan bahwa pendakian ke Gunung Arjuno sudah mulai dibuka kembali setelah kondisi dinyatakan benar-benar aman untuk para pendaki.
Wahyudi menambahkan, kendati telah dibuka, namun hingga saat ini belum ada laporan dari pos-pos pendakian terkait berapa banyak pendaki yang sudah memasuki kawasan Gunung Arjuno.
Namun, diperkirakan pada 17 Agustus 2019, akan ada banyak pendaki yang akan berada di puncak Gunung Arjuno. Diperkirakan, ada kurang lebih 200-300 orang pendaki yang akan melakukan upacara bendera di puncak Arjuno.
"Masih belum ada update laporan berapa banyak pendaki per hari. Untuk upacara 17 Agustus 2019, diperkirakan ada sebanyak 200-300 orang," kata Wahyudi.
Wahyudi mengingatkan, bagi para pendaki yang akan mendaki di Gunung Arjuno, diimbau untuk tidak membuat api unggun dan menyalakan api. Hal tersebut dilakukan dalam upaya untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan.
"Pada saat pendaki berada di pos perizinan, mereka diimbau untuk tidak membuat api unggun dan bakar-bakar," kata Wahyudi.
Beberapa waktu lalu, terjadi kebakaran di kawasan hutan Gunung Arjuno yang menghanguskan kurang lebih 350 hektare lahan. Kebakaran itu bermula pada Minggu (28/7), namun berhasil ditangani dengan cepat.
Akan tetapi, akibat hembusan angin yang cukup kencang membuat bara api sisa kebakaran, kembali memunculkan api. Kebakaran kedua tersebut jauh lebih hebat dan lebih sulit ditangani oleh tim pemadam gabungan, karena medan yang sulit.
Lokasi titik kebakaran cenderung curam sehingga mempersulit petugas untuk mencapai titik kebakaran, bahkan, tingkat kemiringan lokasi mencapai lebih dari 60 derajat, sehingga harus mendatangkan satu unit helikopter untuk melalukan operasi water bombing.
Setelah operasi water bombing atau penyiraman air dari udara tersebut, tim pemadam darat melakukan penyisiran bara api. Pada 6 Agustus 2019, dipastikan bara api yang ada di Gunung Arjuno sudah padam, dan status tanggap darurat dicabut pada 7 Agustus 2019.