Kediri (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Ainun Naim menilai adanya keuntungan ketika kampus Politeknik Kediri digabung dengan Politeknik Negeri Malang (Polinema).
"Kami belum hitung secara detail kekurangan atau cukup itu, tergantung program studi ditambah atau tidak. Kalau mahasiswa dari Poltek Kediri ini nanti jadi mahasiswa Polinema, program studi tetap," katanya saat menghadiri penyerahan aset Pemerintah Kota Kediri kepada Kemenristekdikti dan pembukaan PSDKU (program studi di luar kampus utama) Politeknik Negeri Malang di Balai Kota Kediri, Jawa Timur, Senin.
Ia mengatakan, ada beberapa keuntungan yang didapat dengan PSDKU yang dilakukan per 1 Juli 2019 tersebut. Misalnya untuk dosen, nantinya dari Polinema bisa mengajar ke Kediri, begitu juga sebaliknya. Dosen yang sudah bekerja di Politeknik Kediri juga masih tetap bekerja seperti biasa, juga bisa mengajar di Malang.
Pihaknya menambahkan Kemenristekdikti juga memiliki kebijakan untuk menyederhanakan kelembagaan perguruan tinggi di Indonesia. Saat ini jumlah perguruan tinggi di Indonesia mencapai 4.500, sehingga dirasa kurang efisien dan perlu dilakukan penggabungan beberapa perguruan tinggi menjadi satu perguruan tinggi, agar operasionalnya lebih efisien dan lebih produktif.
"Alhamdulilah kami melaksanakan penyerahan Politeknik Kediri ke Politeknik Negeri Malang dan dengan demikian Politeknik di Kediri ini menjadi sebuah lembaga pendidikan tinggi atau Politeknik milik Negara Republik Indonesia. Dan manfaatnya sudah tentu untuk masyarakat Kediri dan sekitarnya namun tidak menutup kemungkinan seperti halnya perguruan- perguruan tinggi lainnya itu akan datang mahasiswa dari segala penjuru Tanah Air," kata dia.
Sementara itu, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengaku perjuangan menjadikan Politeknik Kediri ini menjadi kampus negeri sudah cukup lama, sekitar tujuh tahun. Selama lima tahun menjabat sebagai Wali Kota, dirinya juga berjuang keras menjadikan kampus ini negeri.
"Akhirnya Poltek Kediri yang tadinya swasta bisa menjadi Polinema dan ini negeri. Ke depan harapan saya menjadi embrio lahirnya Politeknik Negeri Kediri," kata Wali Kota.
Mas Abu, sapaan akrabnya juga menambahkan dengan sudah menjadi kampus negeri, secara otomatis kualitas mahasiswa juga naik. Jumlah mahasiswa juga diharapkan lebih banyak dan beragam (dari berbagai daerah), sehingga otomatis dampak dari indeks pembangunan manusia juga meningkat.
Selain itu, dampak ekonomi ke depannya juga menjadi lebih bagus. Terlebih lagi daya saing juga diharapkan bisa menjadi naik.
"Saya harap (mahasiswa) bisa gabung dengan masyarakat, bisa memberikan edukasi ke masyarakat. Jadi, ada nilai lebih ke masyarakat dengan keberadaan Polinema di Kediri," ujar dia.
Ia menambahkan, dengan sudah menjadi PSDKU, Pemkot Kediri sudah tidak memberikan hibah ke kampus tersebut. Anggaran akan dibahas oleh Polinema serta dari Kemenristekdikti.
Di Politeknik Kediri, jumlah mahasiswa sekarang ini mencapai lebih dari 1.200 orang dari berbagai daerah. Mereka menempuh pendidikan di tiga jurusan, yakni akutansi, perawatan dan perbaikan mesin, serta jurusan teknik informatika.
Kegiatan ini dihadiri sejumlah pejabat. Selain dari Kemenristekdikti, juga dari Direktur Politeknik Negeri Malang, Direktur Politeknik Kediri, Rektor Perguruan Tinggi di Kota Kediri, para Asisten, Kepala OPD, dan sejumlah tamu undangan lainnya. Hadir juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Joyoboyo, Achmad Maschut.
Serah terima aset Pemkot Kediri kepada Kemenristekdikti dan pembukaan PSDKU Polinema di Kota Kediri ditandai dengan penandatanganan berita acara serah terima fasilitas dan SDM dari Yayasan Pendidikan Tinggi Joyoboyo ke Kemenristekdikti.
Acara dilanjutkan dengan penandatanganan alih status Politeknik Kediri dan penandatanganan pernyataan bertanggung jawab penyelenggaraan PSDKU Politeknik Negeri Malang di Kota Kediri serta penyerahan SK PSDKU Politeknik Negeri Malang di Kediri. (*)
Kampus Politeknik Kediri gabung dengan Polinema
Selasa, 2 Juli 2019 12:05 WIB
PSDKU yang dilakukan per 1 Juli 2019 tersebut. Misalnya untuk dosen, nantinya dari Polinema bisa mengajar ke Kediri, begitu juga sebaliknya. Dosen yang sudah bekerja di Politeknik Kediri juga masih tetap bekerja seperti biasa, juga bisa mengajar di Malang.